“Bersahurlah kalian, karena pada sahur ada berkah”, demikian Sabda Nabi sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Sahur artinya nama bagi sesuatu yang disantap saat makan sahur. Kadang dapat pula dibaca suhur artinya makan pada waktu sahur, yaitu akhir malam menjelang subuh.
Nabi mengatakan bahwa makan sahur mengandung berkah. Artinya aktivitas makan sahur mendatangkan berkah berupa pahala, ganjaran atau kekuatan. Sebab waktu sahur dan makan sahur memiliki beberapa keutamaan yaitu.
1. Waktu Sahur adalah waktu terbaik perbanyak beristighfar
Allah ta’ala berfirman,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur . ” (QS. Adz Dzariyat: 18).
2. Sahur Berkah walau Seteguk Air
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallah ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang ber-sahur.”
(HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).
3. Pembeda antara kita dengan mereka
Dari ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallah ‘anhuma , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.”
(HR. Muslim no. 1096).
4. Menaati perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
dari Anas bin Malik radhiyallah ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).
Dalam ayat,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.”
(QS. An Nisaa’: 80).
Wallahu a’lam.
(Sayyid Syadli).