Berislam adalah Tunduk

Date:

Apa Bukti Komitmen Berislam Saya?
Pertanyaan ini patut  dijawab. Bukan dengan kata-kata, tapi dengan bukti. Bukti berupa komitmen dalam berislam kita. Sebab berislam bukan sekadar pengakuan. Tapi harus dibuktikan. Untuk menjawab apa dan bagaimana seharusnya membuktikan komitmen berislam kita, harus terlebih dahulu kembali kepada hakikat Islam itu sendiri. Membuktikan komitmen keislaman dengan merealisasikan makna dan hakikat Islam itu sendiri.

Jika dikaji dari makna bahasa (lughatan) Islam berasal dari kata salima yang berarti selamat dan menyelamatkan. Kata salima kemudian  menurunlan kata aslama (tunduk dan berserah diri), sallama (menyerahkan diri), dan salam (kesejahteraan dan kesalamatan) serta sullam (tangga).

Oleh karena itu secara bahasa  kata Islam dalam Al-Qur’an dan hadits  bermakna; Penyerahan diri, ketundukan dan kepatuhan, keselamatan, serta kedamaian dan perdamaian.

Berislam adalah Tunduk  

Berislam adalah tunduk. Yakni tunduk kepada Allah Rabb semesta alam. Tunduk kepada Allah yang menciptakan, menguasai, dan mengatur alam semesta beserta isinya. Makna Islam yang berarti ketundukan terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 112:

 “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menundukkan wajahnya (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Qs. Al-Baqarah:112).

As-Sayyid mengatakan dalam Tafsirnya bahwa, “Islam bermakna tunduk/ patuh, taat dan mengikuti, yakni tunduk patuh kepada perintah Allah, taat kepada syariat-Nya serta mengikuti Rasul dan manhajnya. (Fi Dzilalil Qur’an, 1/378).

Baca Juga: Makna dan Karakteristik Islam 

Namun jika menilik ayat-ayat Al-Qur’an makna tunduk di sini bukan hanya  untuk manusia, tapi bagi seluruh makhluk yang ada di alam semesta. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa seluruh alam semesta tunduk kepada hukum-hukum Allah. Bumi dan langit beserta seluruh isinya untuk pada ketentuan dan ketetapan hukum Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 83:

“ . . . segala apa yang di langit dan di bumi itu tunduk kepada-Nya, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan . . . “. (Qs. Ali Imran:83).

Artinya jika manusia ingkar kepada Allah maka sesungguhnya semua makhluk ciptaan Allah yang di langit dan di bumi berislam dalam artian tunduk kepada Allah. Yakni  semua makhluk baik makhluk hidup maupun benda mati berislam (dalam mana)  kepada (ketentuan hukum) Allah.

Akan tetapi hakikat ketundukan kepada Allah tidak cukup sekadar tunduk pada hukum kauni-Nya (hukum alam-Nya). Karena ketundukan pada level ini merupakan sesuatu yang alami pada setiap makhluk. Tapi ketundukan yang dikehendaki adalah tunduk para hukum dan aturan-Nya melalui petunjuk dan syariat-Nya. Inilah ketundukan yang dikehendaki yang menjadikan manusia Muslim mulia di sisi Allah Ta’ala. Yakni ketundukan yang diwujudkan dengan berbuat baik secara tulus dan ikhlas Lillahi Ta’ala, sebagaimana dikatakan Imam Al-Baghawi ketika menafsirkan ayat 112 surat Al-Baqarah di atas. Beliau mengatakan, “bahwa yang akan selamat masuk surga hanyalah yang menundukkan wajahnya kepada Allah”. Maksudnya, “mengikhlaskan amal ibadahnya serta tunduk dan merendahkan diri (tawadhu’) kepada Allah. Lalu Imam Baghawi menjelaskan bahwa makna asal kata Islam adalah, “Berserah diri dan tunduk. Dikhususkan wajah karena ketika seseorang bermurah hati menundukan diri kepada Allah dengan wajahnya dalam sujud, maka dia tidak bakhil untuk menundukan diri dengan anggota tubuh lainnya”.

Makna Islamul wajhi yang berarti ketundukan dalam mengikhlaskan ibadah kepada Allah juga terdapat dalam Surah Ali-Imran ayat 20. Ibn Katsir mengatakan bahwa maksud dari menundukkan wajah pada ayat tersebut adalah  mengikhlaskan ibadah  kepada Allah semata dan meyakini bahwa Allah tidak memiliki serikat dan tandingan serta tidak mempunyai istri dan anak.

Tunduk dengan  Bertauhid dan Taat

Berislam dalam arti tunduk hanya dapat diwujudkan lewat tauhid dan ketaatan secara ikhlas kepada Allah. Konsep ini juga merupakan makna Islam secara istilah. Dalam  Kitab Al-Ushul al-Tsalatsah pengertian Islam secara terminologi bermakna penyerahan diri kepada Allah dengan tauhid dan ketundukan pada-Nya dengan melakukan ketaatan serta berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.

Dari pengertian ini nampak bahwa hakikat dari Islam adalah penyerahan diri dan ketundukan kepada Allah serta berlepas diri dari kesyirikan dan orang musyrik. Penyerahan diri kepada Allah yang merupakan inti Islam mengejawantah dalam tauhid. Yakni mengimani kemahaesaan Allah Ta’ala sebagai satu-satu-Nya Dzat yang berhak disembah dan diibadahi. Sedangkan ketundukan pada-Nya diwujudkan dalam bentuk ketaatan kepada Allah. Yakni dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Jadi, makna Islam yang berarti pasrah, tunduk, dan patuh kepada Allah adalah tunduk, pasrah, dan patuh kepada Allah dengan mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Dengan demikian dapat dikatakan, bukti komitmen berislam yang sebenarnya adalah tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Allah melalui tauhid dan menjalankan syariat dengan mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. (Bogor 09/07/2020).

Syamsuddin Al-Munawiy
Syamsuddin Al-Munawiy
Beliau merupakan pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah (Tingkat SMA) Kab. Bogor dan Merupakan Asisten Ketua Umum Wahdah Islamiyah serta saat ini melanjutkan pendidikan Doktor Pendidikan Islam di Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Susun Visi Misi Kota Wakaf, Musyawarah BWI Kab. Wajo dan Kemenag Libatkan Wahdah Wajo

WAJO, wahdah.or.id – Perwakilan Dewan Pengurus Daerah Wahdah Islamiyah...

Kembali Memimpin Wahdah Islamiyah Jeneponto, Ustaz Basir Mengajak Peserta Musda V Bersatu Memberikan Yang Terbaik Untuk Butta Turatea

JENEPONTO, wahdah.or.id - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah...

Apresiasi Pemerintah untuk Wahdah Islamiyah Soppeng: Dedikasi Tanpa Henti, Capaian yang Menginspirasi

SOPPENG, wahdah.or.id - Sukses menggelar Musyawarah Daerah (Musda) V...

Wahdah Maluku Utara Sukses Gelar Mukerwil ke-VII, Ini Tiga Point Pembahasan yang Disoroti

TERNATE, wahdah.or.id —Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah Maluku...