Berharap Bisa I’tikaf 10 Hari di Masjid
Tamu Ramadan: Muh.Darmin M.Yusuf
(Tribun Timur,Jum’at 5/9/08 Hal.24 Kolom Ramadhan)
Makassar, Tribun – Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiah, Makassar, Darmin, M Yunus berharap puasa kali ini ia dapat melakukan i’tikaf sepuluh hari di masjid. Itikaf ini sudah ia impikan sejak bulan puasa sebelumya.
I’tikaf ini biasa dilakukan sepuluh hari menjelang lebaran. I’tikaf merupakan usaha untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT dengan cara berszikir, berdoa, membaca ayat suci Al Quran dan berdiam diri di dalam masjid dan tak pernah ke luar masjid hingga sepuluh hari.
Tapi harapan itu belum juga bisa dilakukan oleh pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, 26 Juli 1972, ini karena banyaknya halangan yang harus dilalui di antaranya kesibukannya sebagai seorang dai dan pengajar.
Dalam kehidupan keluarga bapak dua anak ini berusaha memaksimalkan waktunya bersama keluarga. Waktu buka puasa adalah hal yang tak mau ia lewatkan. Selain itu, ia juga menerapkan penghapalan Al Quran kepada istri dan anak-anaknya.
Bulan Ramadan menurut alumni Institut Agama Islam Negeri Alauddin (IAIN) Makassar yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Alaluddin Makassar ini adalah bulan yang penuh rahmat dan berkah. Setiap amal dan ibadah yang dilakukan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Ia menambahkan, di bulan yang suci ini, segala doa pasti dikabulkan, aktivitas yang hendak dijalankan akan dimudahkan, dan pintu surga terbuka lebar bagi siapa saja yang senantiasa melaksanakan kewajiban dan amalan di bulan dengan berkah 1.000 bulan itu.
Oleh karena itu Ketua Lembaga Pengembangan Taman Kanak-kanak (KLPTK) Wahdah Islamiah ini ingin menjalankan ibadahnya semaksimal mungkin. Walaupun ada kendala, namun jika niat sudah tertanam di hati, Insya Allah semuanya bisa dijalankan.
Baginya, dalam bulan ramadan sebisa mungkin ia melakukan semua aktivitas yang bernilai ibadah. Kegiatan-kegiatan yang lazim dilakukan pada bulan Ramadan seperti tadarus Al Quran hingga tamat 30 juz serta safari ramadan harus ia lakukan.
Selain itu, ia juga kerap membaca kisah-kisah para sahabat. Dari kisah para sahabat yang dibaca, kecintaan terhadap Allah dan nabinya akan terus tertanam.
Darmin juga tak lupa membagi-bagikan ilmu agama yang ketahuinya kepada orang lain. Sebagai seorang dai dan pengajar yang lebih banyak pengalaman dan pengetahuan, ia juga melatih kepemimpinan siswanya.
Sebagai pemimpin sebuah sekolah yang berasasan Islam, ia menerapkan kepada anak didiknya untuk selalu menjalankan apa yang telah pesantren tentukan, seperti menghapal Al Quran.
Dalam bulan Ramadan, pihak sekolah akan mengecek kembali hafalan Al Quran dari para peserta didiknya. Ini akan bermanfaat bagi mereka kelak di masa depan dan berguna di akhirat.(Sumber:tribun-timur.com)