Berbuka dengan Kurma Ikuti Sunnah Nabi

Date:

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ, فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ, فَإِنَّهُ طَهُور

“Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, hendaknya dia berbuka dengan tamar (kurma kering), karena padanya ada berkah. Jika tidak ada, maka dengan air putih karena air itu adalah suci (mensucikan).”

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi ini, dan beliau menshahihkannya, terdapat petunjuk dan tata cara berbuka puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Rasulullah menganjurkan kepada ummatnya yang ingin berbuka puasa agar berbuka dengan kurma (tamar) dibandingkan dengan makanan lainnya.

Jika tidak tersedia kurma untuk berbuka, maka dengan meneguk air putih terlebih dahulu. Ini adalah sunnah nabi kita. Dalam hadits yang lainnya juga disebutkan, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah). Jika tidak ada ruthab maka dengan tamar. Jika tidak ada tamar, maka dengan beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi). Akan tetapi, jika air putih juga tidak ada maka boleh berbuka dengan makanan atau minuman yang mudah ia dapatkan.

Pada masa silam, orang-orang Arab tidak pernah meneliti khasiat kurma. Mereka hanya memakannya begitu saja dan sudah menjadi makanan pokok mereka. Akan tetapi, mengapa Rasulullah menganjurkan untuk berbuka dengan kurma? Ternyata kurma memiliki khasiat yang sangat banyak. Dan ini tidak diketahui kecuali setelah dilakukan penelitian pada zaman modern sekarang ini.

Jika seseorang berbuka puasa, organ pencernaan khususnya lambung, butuh sesuatu yang lembut agar bias bekerja lagi dengan baik. Jadi, makanannya harus yang mudah dicerna dan juga mengandung gula dan air dalam satu makanan. Tidak ada makanan yang mengandung gula dan air yang lebih baik daripada yang disebutkan oleh hadits Nabi.

Nutrisi makanan yang paling cepat dicerna dan sampai ke darah itu adalah zat gula, terlebih makanan yang mengandung satu atau dua zat gula. Untuk hal ini, kurma adalah makanan yang paling baik. Kurma mengandung zat gula yang tinggi, yaitu antara 75-87 persen dan glukosanya sebanyak 55 persen, fructose (fruktosa) 45 persen lebih tinggi dari jumlah protein, minyak dan beberapa vitamin (seperti vitamin A, B2, B12), dan sejumlah zat penting lainnya.

Menurut penelitian, jika seseorang berbuka puasa dengan kurma, persentase kandungan zat gula akan naik. Artinya, dapat membantu menghilangkan penyakit anemia (kurang darah). Kandungan zat gula dalam kurma juga menjadikan proses pencernaan di lambung menjadi mudah, karena 2/3 zat gula yang ada dalam kurma itu bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat. Masih banyak khasiat kurma yang lain.

Kurma Ajwa yang Terbaik

Di antara semua jenis kurma, yang terbaik adalah kurma ajwa. Kurma ajwa populer juga disebut kurma nabi. Ia adalah kurma yang tumbuh di Madinah, bentuknya padat bagus, paling harum dan empuk. Kurma jenis ini dapat menangkal racun dan sihir sebagaimana sabda Nabi,

مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ

“Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma ajwa di pagi hari maka pada hari itu dia tidak akan terkena racum maupun sihir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits yang lain, Nabi bersabda, “Sesungguhnya dalam kurma ajwa yang berasal dari Aliyah arah kota Madinah di dataran tinggi dekat Nejd itu mengandung obat penawar atau ia merupakan obat penawar racun bila dikonsumsi pada pagi hari.” (HR. Muslim).

Imam Al-Khatthabi mengatakan, kurma ajwa bermanfaat untuk mencegah racun dan sihir sebab doa keberkahan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap kurma Madinah bukan karena dzat kurma itu sendiri.

Segerakan Berbuka

Sunnah lainnya yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah menyegerakan berbuka puasa. Jika matahari sudah benar-benar tenggelam, atau biasanya di Indonesia ditandai dengan suara adzan, maka hendaknya ia bersegera untuk berbuka puasa dan tidak menunda-nunda.

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim). Inilah yang diamalkan oleh para sahabat Radhiyallahu Anhum sebagaimana disebutkan dalam Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani bahwa para sahabat Nabi adalah orang yang paling cepat dalam berbuka puasa dan paling lambat dalam makan sahur.

Oleh Mahardy Purnama

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Musyawarah Kerja Ke-XIV, Pejabat Bupati Apresiasi Peran Wahdah Islamiyah Bone di Bidang Keagamaan dan Sosial

BONE,wahdah.or.id - Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) ke-XIV Wahdah Islamiyah...

Dihadiri Hingga 450 Peserta, Muslimah Wahdah Islamiyah Kendari Gelar Daurah Serentak di Depalan Kecamatan

KENDARI, wahdah.or.id - Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H,...

Bupati Morowali Melalui Kabag Kesra: Wahdah Islamiyah Mitra Masyarakat dan Pemerintah

MOROWALI, wahdah.or.id - Sukses menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)...

Departemen Lingkungan Hidup DPP Wahdah Islamiyan Kolaborasi dengan Cyclevalue Adakan Bimtek Kelola Sampah dengan Metode Maggot

PANGKEP, wahdah.or.id - Departemen Lingkungan Hidup Dewan Pengurus Pusat...