Tentang Wahdah Islamiyah (1)
Berawal dari Yayasan Fathul Mu’in
(Fajar,Rabu 17 Maret 2010 Hal.13)
WAHDAH Islamiyah (WI) menjadi organisasi massa Islam pertama yang berdiri
dan berpusat di Makassar.
BERDIRI 1 April 2002 di Makassar, Wahdah Islamiyah terus memperlihatkan “taringnya” sebagai ormas Islam. Kerja-kerja sosialnya memperlihatkan kesungguhan lembaga ini untuk berkiprah di ranah dakwah yang lebih luas.
Ormas ini tidak membatasi diri terhadap model dan cara dakwah konvensional. Melainkan bentuk
dakwah yang bervariasi sesuai bidang garapannya.
Hal tersebut diungkap Sekretaris Jenderal DPP Wahdah Islamiyah,H Muhammad Qasim Saguni, Selasa, 16 Maret. Qasim memaparkan, Wahdah Islamiyah lebih mendasarkan pemahaman dan amaliyah pada Alquran dan As Sunnah sesuai pemahaman As Salaf Ash-Shalih (Manhaj
Ahlus Sunnah Wal Jamaah).
Keberadaan Wahdah Islamiyah, kata dia, terus mengalami metamorfosa. Mulai dari nama Yayasan Fathul Mu’in (YFM) hingga menjadi Yayasan Wahdah Islamiyah (YWI).
Menurut dokumen dan informasi, lanjut Qasim, keberadaan YWI merupakan bagian integral dari YFM. Keterkaitan tersebut disebabkan oleh para penggerak YWI adalah para pengurus dan pengelola YFM. Perubahan tersebut,kata Qasim, dilakukan untuk menghindari kesan saktarian.
Pasalnya, keberadaan YFM kerap dikaitkan dengan KH Fathul Mu’In Daeng Magading. Nama
tersebut ternyata selalu dijadikan celah bagi orang-orang yang tidak memahami sejarah, terlebih tidak suka dengan keberadaan YFM. “Celah ini digunakan untuk mencela YFM, sebagai gerakan sempalan,” tutur Qasim.
Kendati nama Fathul Mu’in bukanlah bentuk kultus individu,namun nama tersebut diketahui merupakan nama kitab dan memiliki makna yang baik. Qasim pun menambahkan, perubahan nama tersebut juga didorong oleh semangat dan cita-cita gerakan dakwah YFM yang terbilang besar dan universal.
Adanya nama ini, dianggap perlu untuk menampuk semangat dan cita-cita para pemuda Islam dalam menegakkan ajaran Islam. (*)