Disunnahkan berjalan kaki ketika pergi ke Masjid. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam muslim dan Shahihnya dari hadits Ubai bin Ka’ab radhiyallahu anhu, dia berkata :

كان رجل من الأنصار بيته أقصى بيت في المدينة، فكان لا تخطئه الصلاة مع رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: فتوجعنا له، فقلت له: يا فلان! لو أنك اشتريت حمارًا يقيك من الرمضاء ويقيك من هوام الأرض! قال: أَمَ والله! ما أحب أن بيتي مطنب ببيت محمد صلى الله عليه وسلم، قال: فحملت به حملًا حتى أتيت نبي الله صلى الله عليه وسلم فأخبرته، قال: فدعاه، فقال له مثل ذلك، وذكر له أنه يرجو في أثره الأجر، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم: “إن لك ما احتسبت”  وفي رواية: “قد جمع اللَّه لك ذلك كله”.

Dahulu ada seseorang dari Anshar yang rumahnya paling jauh dari kota Madinah, akan tetapi ia tidak pernah ketinggalan shalat berjama’ah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kemudian kami menghampirinya dan saya mengatakan:

Wahai fulan! Kalau sekiranya engkau membeli seekor keledai yang melindungimu dari kerikil dan melindungimu dari panasnya bumi.”

Dia menjawab: “Walallahi bukanlah yang menjadi keinginanku bahwa rumahku berdekatan dengan rumah Muhammad shalallahu alaihi wasallam“. Kemudian dia (Ka’ab) berkata: “Maka akupun menghadap nabi shallallahu alaihi wasallam dan memberitahu beliau”. Kemudian dia (ka’ab) berkata: “maka beliau memanggilnya, kemudian diceritakanlah kembali dan orang ini menyebutkan bahwa ia berharap dengan perbuatannya itu pahala dari Allah“.

Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya bagimu apa yang engkau kerjakan“.[nomor hadits 663”.

Dalam riwayat lain: “sungguh allah telah mengumpulkan bagimu semuanya“.

وروى أبو داود في سننه من حديث أوس الثقفي رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنَ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا” .

Diriwayatkan abu daud disunan beliau dari hadits aus as saqafi radhiyallahu anhu berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang mandi pada hari jum’at kemudian pergi ke masjid lebih awal, dan berjalan tidak mengendarai kendaraan, menunggu Imam dan mendengarkan dengan seksama khutbah tidak melakukan hal-hal yang sia sia maka pada setiap langkahnya terhitung amalan setahun sholat dan puasa”. [HR. Abu Daud nomor 345, dishahihkan oleh Imam Al-albani 1/70 no 333]

Dalam shahih Muslim disebutkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;

“أَلا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّه بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟” قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّه، قَالَ: “إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بَعْدَ الصَّلاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ”

Apakah kalian ingin aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah hapuskan dosa-dosa (kalian), dan mengangkat dengannya derajat-derajat (kalian)”. “Tentu wahai Rasulullah”, jawab mereka. Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu pada saat-saat yang dibenci, memperbanyak langkah menuju masjid, menunggu sholat setelah sholat, maka itulah ar ribath“. [HR. Muslim nomor 231]

Oleh Yoshi Putra Pratama (Mahasiswa Universitas Islam Madinah)

Artikulli paraprakABUL ASWAD AD-DU’ALIY SANG PENGGAGAS ILMU NAHWU
Artikulli tjetërRukun – Rukun Dalam Wudhu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini