BELAJAR DARI GAZA
Khutbah Jum’at Seragam Wahdah Islamiyah
KHUTBAH PERTAMA
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Setelah nikmat iman dan Islam yang diberikan Allah kepada kita, maka nikmat yang terbesar adalah jika sebuah hati dan jiwa yang selalu siap melakukan apa saja di jalan Allah.
Sebuah hati dan jiwa yang selalu siap mengorbankan nyawa dan harta, meneteskan darah dan peluh, memberikan apa saja yang diminta oleh Allah demi menegakkan agama-Nya di muka bumi ini.
Maka berbahagialah mereka yang memiliki iman dan kecintaan pada jihad di jalan Allah. Dan merugilah mereka yang mengaku beriman, mengaku muslim tapi tak pernah bercita-cita untuk berjihad di jalan perjuangan agama Allah!
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Akhirnya pasukan Zionis Israel mengumumkan gencatan senjata sepihak, menghentikan gempurannya dan mulai menarik pasukannya dari Jalur Gaza. Setelah serangan yang berlangsung selama kurang lebih 22 hari, mereka akhirnya mengakui bahwa setelah 2500 serangan udara yang mereka lancarkan, lebih dari 50% persediaan senjata udara mereka keluarkan, puluhan ribu pasukan darat mereka kerahkan; setelah itu semua, mereka akhirnya harus menelan ludah pahit menghadapi sebuah kota kecil bernama Gaza!
Jelas sekali mereka telah mengalami kerugian luar biasa dalam perang ini. Biaya perang ini sangat mahal. Belum lagi korban nyawa di pihak mereka. Mereka tidak pernah menyangka bahwa perang ini harus sedemikian lama! Mereka pikir mereka dapat menghancurkan para mujahidin dalam hitungan hari saja!
Tetapi, Allahu akbar!
Begitulah Allah akan selalu menolong para tentara-Nya! Bahwa jumlah dan persenjataan tidak selalu menjadi faktor utama kemenangan, karena senjata terkuat dan tanpa tanding di dunia ini adalah aqidah dan iman yang kuat kepada Allah Azza wa Jalla.
Maka kelompok kecil yang memiliki iman yang benar dan tegar akan dapat meluluhlantakkan pasukan terhebat, terbesar dan tercanggih di alam semesta ini dengan izin Allah!
Kaum muslimin yang berbahagia!
Apakah perang ini telah berakhir dengan gencatan senjata dan perjanjian damai?
Jika Anda menjawab: ya, maka Anda berarti belum paham tabiat Kaum Zionis. Anda perlu banyak-banyak membaca sejarah mereka yang penuh dengan pengkhianatan. Jangankan manusia biasa seperti kita ini, para nabi dan rasul pun mereka khianati. Bukankah mereka berulang kali mengkhianati Nabi Musa ’alaihissalam? Bahkan mereka tak segan-segan membunuh nabi yang diutus Allah pada mereka!
Maka renungkanlah firman Allah yang mengatakan:
إنَّشَرَّ الدَوَآبِّ عِنْدَاللهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لاَيُؤمِنُون (55) الَّذِينَ عَاهَدتَّ مِنْهُمْ ثُمَّ ينَْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِ مَرَّةٍ وَهُمْ لاَ يَتَّقُونَ (56) فَإمَا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ (57
”Sesungguhnya makhluk melata paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, Karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, lalu setelah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka sama sekali tidak takut. Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai-beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.” Al Anfal: 55-57
Karena itu, kaum muslimin sekalian…
Perang dan jihad di bumi Palestina belum berakhir…bahkan tidak akan pernah berakhir sampai bangsa Zionis penjajah itu hengkang dan angkat kaki dari bumi al-Aqsha! Sampai mereka pergi dengan rela atau tidak rela meninggalkan tanah suci umat Islam itu!
Perang dan jihad di bumi Palestina tidak akan berakhir sampai tiba sebuah perang dimana pepohonan dan bebatuan akan berkata kepada tentara Allah: ”Wahai muslim! Di belakangku ada seorang Yahudi bersembunyi, bunuhlah dia!”
Maka…
Jangan padamkan semangat dan cita-cita jihad kita, kaum muslimin…
Jangan bekukan hati dan jiwa kita hanya karena perjanjian damai dan gencatan senjata ini…
Jangan pernah berharap pada PBB, pada Barrack Obama, pada Liga Arab, pada Iran atau Hizbullah Lebanon yang hanya bisa berkoar-koar tapi tak pernah berbuat!
Tapi berharaplah kepada Dzat yang Mahakuat, yang Maha perkasa, yang menguasai langit dan bumi: Allah Azza wa Jalla.
Apakah itu berarti kita tidak cinta damai dan lebih suka berperang?
Tidak, kaum muslimin! Kita adalah kaum yang cinta damai. Kita tidak menghendaki peperangan. Tapi Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berpesan:
“Wahai sekalian manusia! Jangan berharap untuk bertemu musuh dan mintalah keselamatan dari Allah. Namun jika kalian bertemu dengan mereka, maka bersabarlah. Dan ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang.” (Muttafaqun ‘alaih)
Kita tidak cinta perang, tapi kematian bagi seorang yang merdeka jauh dan jauh lebih remeh daripada hidup dalam kehinaan dan penjajahan!
Jangan pernah lupa, bahwa hidup ini tidak akan berakhir dengan kematian. Kematian bukanlah akhir perjalanan. Dan hidup di muka bumi dengan segala nikmatnya ini, bukanlah anugrah terbaik yang diberikan Allah untuk kita. Di sana ada nilai dan perhitungan yang jauh lebih mulia dan lebih berharga dalam timbangan Allah. Itulah mati atau terbunuh di jalan Allah! Mati di jalan Allah jauh lebih baik dari kehidupan ini, bahkan jauh lebih baik dari semua nikmat yang pernah, sedang atau akan dikumpulkan manusia di dunia ini.
Allah berfirman:
وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنْ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ *وَلَئِنْ مُتُّمْ أَوْ قُتِلْتُمْ لإٍلَى اللَّهِ تُحْشَرُونَ ﴾﴾ [آل عمران157،158
“Sungguh jika kalian terbunuh atau mati di jalan Allah, maka pastilah ampunan dari Allah dan rahmat-Nya jauh lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kalian mati atau terbunuh, maka pasti hanya kepada Allah kalian akan dibangkitkan.”
KHUTBAH KEDUA
Kamu muslimin yang dimuliakan Allah!
Gaza telah mengajarkan kita untuk menyatukan kekuatan dan potensi umat dalam menghadapi musuh yang pasti akan selalu ada di setiap waktu. Tentu saja kita tidak mungkin bersatu menegakkan kalimat Allah dengan mereka yang merubuhkan kalimat itu. Kita tidak mungkin bersatu dengan mereka yang melecehkan, menghina bahkan mengkafirkan generasi pejuang awal umat ini, para sahabat Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam.
Gaza telah mengajarkan kita betapa pentingnya nilai sebuah cita-cita yang besar dalam perjuangan. Cita-cita yang tidak membumi, tapi melangit bahkan menjangkau Surga Firdaus.
Gaza telah mengajari seluruh dunia bahwa teroris sejati itu ternyata ada di Israel dan Amerika!
Gaza telah mengajari seluruh dunia bahwa para mujahid di jalan Allah sesungguhnya adalah para pembasmi segala tindak-laku kezhaliman di manapun ia berada.
Gaza telah mengajarkan kita apa sesungguhnya nilai terpenting dalam hidup kita. Bukan harta, bukan gelar, bukan pangkat, bukan kedudukan, bukan popularitas. Tetapi kemuliaan di sisi Allah.
Dan Gaza telah mengingatkan kita bahwa di sana, di bumi al-Quds, ada tanah suci kita, ada mesjid al-Aqsha yang dibebaskan pertama kali oleh sahabat mulia yang telah dijamin surga oleh Rasulullah, sang amirul mukminin, al-Faruq Umar bin al-Khathab radhiyallahu ‘anhu. Dan al-Aqsha hingga hari ini terus menanti kita di sana…
Demikianlah, semoga kita hari ini belajar sebanyak-banyaknya dari Gaza.