Diantara anugerah Allah yang teragung bagi hambanya adalah hadirnya waktu-waktu yang istimewa, yaitu waktu yang dipenuhi dengan kebaikan Allah ta’ala berupa Ampunan, Rahmat, kasih sayang yang tiada terhingga yang sangat layak bagi kita untuk berlomba-lomba demi untuk memperolehnya.
Diantara waktu yang istimewa tersebut adalah bulan Ramadan, ia adalah bulan dilipat gandakannya pahala kebaikan, ia adalah bulan penuh ampunan dan Rahmat, ia adalah bulan pembebasan dari api Neraka. Bulan ini memiliki satu malam yang tiap detiknya sangat berharga dan mulia, malam tersebut sangat istimewa sehingga para malaikat turun untuk menyaksikan keagungan malam itu, dia adalah malam Lailatul Qodar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Maka pertemuan seorang hamba dengan bulan yang mulia ini merupakan kenikmatan dari Allah yang patut untuk disyukuri, bahkan merupakan salah satu kenikmatan yang teragung, Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya:”Katakanlah, dengan karunia Allah dan RahmatNya, dengannya hendaknya kalian bergembira, sesungguhnya hal tersebut lebih baik daripada yang kalian kumpulkan”. QS. Yunus 58.
Ayat diatas memaparkan bahwa nikmat agama dan iman kepada seorang hamba yang dapat merealisasikan kebahagiaan di dunia dan akherat lebih mulia dan lebih agung daripada kenikmatan duniawi berupa harta dan materi yang fana dan lenyap, olehnya seorang hamba diperintahkan untuk bergembira dan bersyukur dengan kenikmatan ini.
Diantara bentuk kesyukuran seorang hamba terkait kenikmatan jenis ini adalah dengan memaksimalkan upaya untuk mereguk sebanyak mungkin pahala di bulan yang mulia ini, tentunya ini memerlukan taufiq dari Allah serta juhud dan upaya yang tidak kecil, dan tentunya hal ini membutuhkan persiapan-persiapan demi terealisasinya tujuan yang mulia ini.
Diantara langkah-langkah yang hendaknya dipersiapkan oleh seorang hamba sejak sekarang adalah,
- Bertaubat kepada Allah.
Sejatinya Bertaubat kepada Allah adalah ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan sepanjang waktu, namun bertaubat di bulan Syakban seyogyanya memiliki keutamaan tersendiri disebabakan beberapa hal:
- Bulan Syakban adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, sebagaimana sabda Rasulullah:
ذاك شهر يغفل الناس عنه بين شعبان و رمضان
Artinya:”Bulan tersebut (Syakban) adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia, bulan tersebut adalah bulan diantara Rajab dan Ramadan“.[HR Ahmad, Abu Dawud, dan Nasai, hadits sahih].
Dan beribadah di waktu-waktu yang dilalaikan oleh manusia sangat dianjurkan, dan bertaubat merupakan salah satu diantara amalan kebaikan yang sangat di anjurkan, maka memakmurkan bulan Syakban dengan bertaubat kepada Allah merupakan sebuah amalan yang mulia.
- Diantara keutamaan bertaubat adalah diampuni dosa-dosa oleh Allah, maka bertaubat di bulan Syakban diharapkan dapat memaksimalkan persiapan untuk memasuki bulan Ramadan, sehingga ketika bulan Ramadan datang banyak dari dosa-dosa kita yang telah diampuni oleh Allah, sehingga kita dimudahkan untuk melaksanakan amalan dan ibadah di bulan Ramadan, sebab salah satu penghalang seorang hamba untuk melaksanakan ibadah kepada Allah adalah tumpukan noda dosa seorang hamba yang mengotori hatinya, sehingga berat baginya melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah.
- Berupaya untuk menyelesaikan segala hal yang dapat menyibukkannya dan memalingkan seorang hamba dari beramal di bulan Ramadan sejak saat sekarang, seperti belanja untuk persiapan keperluan Ramadan, dan menyiapkan pakaian dan kue-kue untuk hari raya.
Diantara hal yang memiriskan hati di bulan Ramadan adalah kesibukan yang luar biasa untuk belanja keperluan di bulan Ramadan sehingga menghabiskan waktu yang tidak sedikit di pasar, dan juga belanja untuk persiapan berhari raya, dan lebih ironis lagi kesibukan ini terjadi di sepuluh terakhir dari bulan Ramadan, yang efeknya adalah kelalaian dan lemahnya ibadah kita di hari-hari terakhir dari bulan Ramadan, yang sejatinya hari-hari tersebut diisi dengan lebih banyak ibadah kepada Allah, karena potensi kemuliaan dan kebaikan pada hari-hari tersebut lebih besar. oleh karena itu agar terhindar dari masalah ini, hendaknya kita mulai menyiapkan kebutuhan-kebutuhan tersebut di bulan Syakban, sehingga ketika bulan Ramadan datang menjelang kita dapat fokus untuk beramal.
- Melatih diri dengan melaksanakan beberapa amalan sejak sekarang (di bulan Syakban), seperti berpuasa sunnah di bulan Syakban, membaca Al-Qur’an, dan menambah shalat-shalat sunnah. Semua ini kita lakukan untuk persiapan dan pemanasan sebelum datangnya bulan Ramadan, sehingga ketika bulan Ramadan datang, kita sudah terbiasa melaksanakan amalan-amalan tersebut.
Rasulullah adalah suri tauladan bagi kita dalam masalah ini, yang mana beliau banyak berpuasa di bulan Syakban, bahkan puasa beliau di bulan tersebut lebih banyak dibandingkan bulan-bulan yang lainnya kecuali bulan Ramadan, hal ini sebagaimana diceritakan oleh istri beliau Aisyah Raḍiyallahu ‘Anhā:
وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرِ قَطُّ، أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ، كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيْلًا
Artinya:”Dan aku tidak melihat Rasulullah banyak berpuasa kecuali di bulan Syakban, beliau biasa berpuasa dibulan Syakban seluruhnya (satu bulan penuh), dan beliau biasanya melaksanakan puasa di sebagian besar (hari) bulan Syakban”.[HR Muslim].
Diantara hikmah memperbanyak puasa di bulan Syakban adalah melatih diri untuk berpuasa sebagai “pemanasan” sebelum masuk bulan Ramadan.
- Memperbanyak memanjatkan doa kepada Allah, agar diberikan kesehatan dan taufiq untuk beribadah kepada Allah, dan memohon kepada Allah berkah umur dan waktu.
Doa merupakan sarana syar’i untuk menggapai tujuan dan cita-cita seorang hamba, makanya banyak di dari kalangan para ulama salaf kita yang berdoa kepada Allah sejak bulan Rajab dengan mengucapkan:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْناَ رَمَضَانَ
Artinya:” Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan pertemukan kami dengan bulan Ramadan.
Inilah beberapa persiapan menjelang datangnya bulan Ramadan, dengan harapan apabila langkah-langkah ini kita laksanakan dapat membantu kita untuk maksimal dalam beribadah di bulan yang mulia ini.
Oleh Lukmanul Hakim Sudahnan