2. Mengkondisikan Masyarakat dan Ummat Menyambut Ramadhan
Ramadhan merupakan bulan yang mulia dan memiliki banyak keutamaan. Untuk meraih keutamaan tersebut Allah menfardhukan puasa dan Nabi menyunahkan qiyam (shalat tarwih) pada malam hari. Selain itu masih banyak lagi amalan ibadah lainnya yang sangat ditekankan pada bulan ini, semisal Qiratul Qur’an, sedekah, memberi makan, memberi suguhan buka puasa, shalat sunnah, i’tikaf, do’a dan dzikir serta ibadah-ibadah lainnya.

Oleh karena itu dibutuhkan persiapan dan perencaan yang matang bila seseorang ingin meraih manfaat dan faidah berlimpah pada bulan Ramadhan. Gagal menyiapkan dan merencanakan, berarti menyiapkan dan merencanakan untuk gagal. Jangan sampai kita termasuk ke dalam kelompok manusia yang didoakan untuk celaka oleh malaikat Jibri. Lalu diaminkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yakni orang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, tapi bulan Ramadhan berlalu tanpa ia memperoleh ampunan atasa dosa-dosanya. Karena diantara keutamaan Ramadhan adalah menghapuskan dosa yang terjadi diantara dua Ramadhan.

Oleh kerana itu –sekali lagi- menyiapkan diri sangat penting. Para da’i dan muballigh juga dituntut berperan dalam mengkondisikan ummat dan masyarakat, agara mereka merindukan ramadhan. Tentu saja kerinduan yang melahirkan persiapan fisik, psiki, dan ilmu dalam menyambut Ramadhan. Inilah yang kita temui pada sejarah da’wah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jauh hari sebelum Ramadhan, beliau telah mengkondisikan para sahabat untuk siap menyongsong Ramadhan.

Berdasarkan telaah terhadap sejarah da’wah Rasulullah, dijumpai bahwa paling tidak ada dua hal yang beliau lakukan dalam rangka mengkondisikan ummat siap menyambut Ramadhan. Yakni (1) Tabsyir (menyampaikan kabar gembira) akan kedatangan bulan Ramadhan, dan (2) Menjelaskan hukum-hukum puasa. Hal yang petama dilakukan oleh Nabi dengan menyebutkan berbagai fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan bulan Ramdhan serta pelipatgandaan pahala di dalamnya. Sebagaimana ditunjukan oleh hadits-hadits berikut;
1. Hadits Riwayat Imam Bukhari, “Jika masuk bulan Ramadhan; pintu-pintu langit tebuka, pintu-pintu –neraka-Jahannam tertutup, dan setan-setan dibelenggu”. (Terj. HR. Bukhari).
2. Hadits Riwayat Imam Tirmidziy, “Jika masuk malam pertama bulan Ramadhan (masuk); setan-setan dan Jin jahat dirantai, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satupun pintu yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satupun pintu yang tertutup, serta ada suara menyeru; wahai pencari kebaikan, bergegaslah!wahai pencari keburukan, berhentilah! Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka pada setiap malam”. (Terj. Hadits hasan Shahih Riwayat Tirmidziy).
3. Hadits Riwayat Imam Nasai. Rasulullah bersabda, “Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang penuh berkah. Allah memfardhukan kepada kalian berpuasa pada bulan ini. Pada bulan ini (pula) pintu langit dibuka, pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan ini terdapaat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sesiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan”. (Terj. HHR. Nasai).
4. Hadits Riwayat Imam Bukhari; “Sungguh, di surga ada satu pintu disebut Ar-Rayyan. Pda hari kiamat nanti para Shaimun (orang-orang yang berpuasa) masuk melalui pintu tersebut. Tidak satupun masuk melaluinya selain mereka. Dikatakan, mana para shaimun? Maka mereka bangkit, lalu masuk ke dalamnya. Tidak ada satupun yang masuk selain mereka. Jika mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup, sehingga tidak satupun masuk melaluinya”. (Terj. HR. Bukhari)

Oleh karena itu sebagai bentuk peneladanan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyambut Ramadhan, hendaknya para da’i dan muballig pro aktif dalam mengkondisikan ummat. Memotivasi mereka untuk menanti dan merindukan Ramadhan serta melakukan persiapan untuk menyambutnya.

Termasuk mengingatkan mereka dengan berbagai keutamaan bulan Ramadhan yang tertera dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar mereka terdorong dan tergerak untuk memaksimalkan ibadah pada bulan mulia tersebut.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah menjelaskan kepada ummat hukum-hukum fiqih berkenaan dengan ibadah pada bulan Ramadhan. Agar mereka benar-benar melaksanakan ibadah shiyam, zakat, shalat tarwih, sedekah, dan sebagainya berdasar ilmu. Supaya mereka dapat berbulan Ramadhan sesui tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Singkatnya, membekali mereka dengan ilmu seputar fiqh Ramadhan, mengamalkan prinsip al-‘Ilmu qablal qauli wal ‘amal. Wallahu a’lam bis Shawab. Bersambung Insya Allah. (sym).
Sumber: Diadaptasi secara bebas dari kitab, Ha Kadza Kana an-Nabiyyu shallallahu ‘alaihi wa sallam Fiy Ramadhan (Beginilah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan”.

Artikulli paraprakDep. Da’wah DPP WI: Piala Dunia & Pilpres Jangan Lalaikan Kita Dari Menyambut Ramadhan
Artikulli tjetërMendulang Pahala di Bulan Ramadhan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini