Bagaimana cara mengatasi jiwa yang ingin bunuh diri?
Dijawab oleh: Ustaz Rachmat Badani, Lc., M.A. (Wakil Sekretaris Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)
Jawaban:
Bunuh diri adalah dosa besar di dalam agama Islam sehingga ancamannya juga sangat besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Di antara ayat Al-Qur’an yang menerangkan dosa bunuh diri adalah firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’ ayat 29)
Allah juga berfirman:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Terjemahnya:
Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah ayat 195)
Selain itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah melarang dari perbuatan bunuh diri sendiri, seperti diriwayatkan oleh Muslim dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ شَرِبَ سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
Artinya:
Barangsiapa membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka dengan besi yang tergenggam di tangannya itulah dia akan menikam perutnya dalam Neraka Jahanam secara terus-menerus dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka. Barangsiapa membunuh dirinya dengan meminum racun maka dia akan merasai racun itu dalam Neraka Jahanam secara terus-menerus dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya. Begitu juga, barangsiapa membunuh dirinya dengan terjun dari puncak gunung, maka dia akan terjun ke dalam Neraka Jahanam secara terus-menerus untuk membunuh dirinya dan dia akan dikekalkan dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya. (HR. Muslim nomor 175)
Olehnya, berdasarkan dalil-dalil ini dipahami bahwa bunuh diri adalah dosa besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan diancam dengan ancaman yang sangat keras dengan azab neraka-Nya. Sehingga tips pertama agar kita terjauh dari pikiran untuk bunuh diri adalah mengetahui dan memahami sekian banyak ayat-ayat dan hadis-hadis nabi shallallahu alaihi wasallam yang mengancam dengan ancaman yang sangat keras akan bahaya bunuh diri itu sendiri.
Tips Kedua adalah membangun komunikasi yang baik dengan Allah subhanahu wa ta’ala, dan tidak ada komunikasi yang paling baik dengan-Nya kecuali melalui ibadah salat yang kita kerjakan. Banyaknya kejadian dan peristiwa serta keinginan umat manusia hari ini untuk bunuh diri karena memang ada masalah dengan salat mereka. Di antara mereka ada yang tidak pernah menjalankan ibadah salat, dan ada pula yang bermalas-malasan. Ibaratnya, mereka telah lost contact dengan Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga secara otomatis mereka akan berpikir singkat dan mencari jalur pintas untuk mengakhiri hidup mereka dengan anggapan bahwa mengakhiri hidup itu akan menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dia hadapi. Memang benar bunuh diri nampak dapat menyelesaikan masalah anda secara instan, namun pernahkah kita berpikir tentang keluarga-keluarga yang kita tinggal mati? bagaimana keadaan mereka setelah kita bunuh diri? boleh jadi masalah-masalah yang kita melarikan diri darinya justru ditimpakan tanggung jawabnya kepada istri/suami dan anak-anak kita, atau kepada orang tua dan saudara/i kita. Belum lagi masalah terbesar yang menanti kita di akhirat kelak, karena bunuh diri adalah dosa yang sangat besar di sisi Allah ‘azza wa jalla.
Selain itu berupayalah untuk menambal kekurangan-kekurangan ibadah salat wajib kita dengan menjaga salat-salat sunnah kita, khususnya tentu saja salat sunnah rawatib, termasuk juga salat sunnah lainnya yang melalui salat-salat sunnah tersebut insya Allah akan memberikan ketenangan dan akan memberikan jalan keluar dari masalah-masalah yang kita hadapi. Sebagai contoh, salat dhuha, kenapa salat dhuha itu disyariatkan? karena memang duha itu adalah waktu di mana umumnya manusia menggunakannya untuk bekerja, dan bekerja itu memang tempatnya kita bertemu dengan beragam masalah. Ketika kita bekerja dan bertemu dengan sekian banyak manusia, maka sempatkanlah diri kita untuk memulai pagi kita dengan mengerjakan ibadah salat duha minimal dua rakaat, hal itu seakan-akan menjadi isyarat bahwa kita ingin memulai hari kita dengan kebaikan, dengan menjalankan ibadah salat terlebih dahulu. Meskipun memang kita telah melaksanakan salat subuh akan tapi jarak antara salat subuh dengan waktu kita bekerja di pagi hari itu sangat cukup dimanfaatkan oleh setan untuk menggoda kita melakukan kemaksiatan, memikirkan kira-kira apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk melancarkan keburukan kita. Makanya kita mulai dengan mengerjakan ibadah salat, mudah-mudahan kita ingat kembali dan terhubung lagi dengan Allah subhanahu wa ta’ala.
Tips Ketiga untuk menjaga diri dari perbuatan bunuh diri adalah dengan menjaga rutinitas mengingat Allah subhanahu wa ta’ala atau dzikrullah di waktu pagi dan di waktu petang dan di waktu-waktu yang lainnya. Bahkan para ulama kita menganjurkan bahwa setiap muslim seharusnya punya wirid yang ia lazimkan dirinya untuk senantiasa ia jaga agar dirinya senantiasa mengingat Allah dan terjauh dari keinginan-keinginan buruk. Di dalam hadis nabi shallallahu alaihi wasallam disebutkan:
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
Artinya:
Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu, kenalilah Allah di waktu lapang niscaya Dia akan mengenalimu di waktu sulit. (HR. al-Hakim nomor 6303)
Artinya jika kita mengingat Allah dalam keadaan lapang, dalam keadaan tidak ada masalah, tidak ada musibah, niscaya Allah akan mengingat kita, “Inilah hamba saya yang semasa dia lapang dia selalu ingat Saya” maka dalam keadaan sempit Allah akan mengingatnya. Dalam keadaan seperti itu, dalam keadaan kita dirundung banyak masalah, maka ada Allah subhanahu wa ta’ala yang ingat kita. Maka Allah akan memberikan ketenangan, Allah akan memberikan jalan keluar, dan mempermudah masalah-masalah.