Awal Sejarah Manusia Yang Gemilang
Oleh: Abul Fatih
Referensi: Kisah-Kisah Para Nabi (Thariq Al-Suwaidan & Nabil Al-‘Audhy)
Manusia pertama itu pun menjelajahi bumi India, mencari belahan hatinya di Jazirah Arab. Keduanya bersua di Arafah, memadu asa dan cinta. Adam ‘alaihissalaam yang super cerdas (karena pengajaran langsung dari Allah) pun bersua dengan Hawa, melahirkan puluhan anak kembar sepasang (pria dan wanita), dan menciptakan peradaban gemilang tiada taranya di Bumi. Seluruh pengetahuan, kemampuan, kecerdasan, berpadu harmonis membentuk peradaban yang: hebat, gemilang, bertauhid, dan hanya beribadah kepada Allah Sang Pencipta semata.
Adalah Syits bin Adam, yang mewarisi kecerdasan dan ilmu pengetahuan sang ayahanda. Tentunya ini semua adalah rahmat dan karunia Sang Pencipta, Allah subhanah, yang memberikan kepada Syits bin Adam ‘alaihissalaam 50 kitab Allah dari total 104 kitab-kitab Allah yang Allah turunkan kepada para rasul. Maka jadilah Syits bin Adam sang alim, sang guru, sang teladan, dan sang pedoman bagi seluruh manusia dengan peradaban yang gemilang, bertauhid, dan berpengetahuan itu.
Setelah Qabil bin Adam membunuh Habil bin Adam, Qabil pun bertobat. Kejadian atas kedua kakak Syif bin Adam ini, adalah prakarsa Iblis, yang telah berjanji untuk terus menyesatkan manusia. Maka Syits bin Adam berupaya sekuat tenaga untuk memutus mata rantai keburukan dari Iblis ini, dengan terus mengajarkan dan mengajak kepada kebaikan bagi semua saudaranya sesama manusia.
Qabil bin Adam adalah kaum petani, yang berkarakter keras. Sifat ini menurun ke para keturunannya, dan mereka tinggal di dataran rendah. Sementara Habil bin Adam dan keturunannya adalah kaum penggembala yang berkarakter lembut, dan tinggal di dataran tinggi atau pegunungan. Syits bin Adam memerintahkan ke keturunan Habil bin Adam agar tetap di dataran tinggi dan jangan bergabung ke kaum dataran rendah, demi menjaga keturunan Habil dalam kebaikan.
Tapi Iblis tidak akan pernah rela dengan kebaikan manusia, sampai Hari Kiamat. Iblis pun mnyamar jadi manusia, dan mengajarkan menyanyi dan musik kepada kaum Qabil bin Adam. Kaum petani itu pun takjub dengan keindahan irama-irama ini, dan mempelajarinya. Sampai saat suatu hari raya mereka, kaum Qabil bin Adam ini seperti biasa berkumpul di suatu tempat dan merayakannya. Tapi kali ini mereka mempraktekkan ajaran Iblis itu, mereka bernyanyi dan bermusik dengan keras dan bersenang-senang semuanya dengannya. Para kaum wanita Qabil bin Adam yang cantik-cantik ini pun merias diri mereka untuk tampil di muka umum dan menebar syahwat.
Kaum keturunan Habil bin Adam di dataran tinggi pun mendengar panggung musik yang hingar bingar ini. Sebagian dari pria kaum Habil bin Adam ini penasaran dan turun bergabung ke dataran rendah. Mereka lupa akan perintah Syits bin Adam, agar tidak turun pegunungan. Kaum pria Habil bin Adam ini pun takjub dengan panggung musik kaum Qabil bin Adam itu dan terpesona dengan para wanitanya yang merias diri mereka.
Tidak butuh waktu lama untuk sebagian pria kaum Habil bin Adam ini untuk menjadi terlena. Mereka sungguh menikmati panggung musik itu menikmati wanita-wanita penuh rias itu, dan akhirnya mereka pun jatuh dalam zina. Dan sekali lagi Iblis telah berhasil menorehkan keburukan kepada manusia, sejak awal sejarah manusia.
Beberapa waktu kemudian, Iblis menghasut kaum Qabil bin Adam angkat senjata ke kaum Habil bin Adam. Maka peperangan pertama pun terjadi, darah pun tumpah ruah membanjiri Bumi milik Allah ini. Iblis kembali berhasil membuat sejarah keburukan di awal kehidupan manusia di muka bumi. Kegemilangan peradaban dan kesucian peribadatan kepada Allah pun terlukai dengan sangat.
Namun kebaikan-kebaikan dan ajaran-ajaran Sang Nabi Syits bin Adam terus berjalan. Dakwah atas ketaatan dan kebaikan pun terus berjalan. Pergumulan terus terjadi antara kebenaran dan ketaatan kepada Allah terus terjadi dengan keburukan dan kemaksiatan didikan Iblis. Pergumulan ini akan terus terjadi hingga Hari Kiamat, sampai Allah menetapkan Surga bagi yang taat dan Neraka bagi yang maksiat. *