Diantara sebab munculnya paham-paham sesat adalah adanya orang-orang yang mengambil dalil secara tidak sempurna. Mereka mengambil satu dalil untuk menguatkan pemahaman sesat mereka lalu meninggalkan dalil-dalil lainnya yang menjelaskan dalil yang mereka jadikan sebagai hujjah.
Lebih parahnya lagi di zaman ini, munculnya para ruwaibidhah yang semakin banyak, yaitu orang-orang yang tidak paham agama, tapi sok tahu dan berlagak layaknya ulama ahli tafsir, mereka menafsirkan al-Qur’an sesuai hawa nafsu dan di atas kebodohan. Akhirnya, mereka membuat fatwa yang sesat lagi menyesatkan.
Salah satu bentuk fatwa yang sesat lagi menyesatkan baru-baru ini adalah, fatwa seorang tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa surah al-Baqarah ayat 62 menunjukkan bahwa semua agama benar. Ayat itu berbunyi, Allah azza wajalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٦٢)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 62)
Kata dia, ayat ini menunjukkan semua agama benar, sebab seolah-olah ayat ini membenarkan pemahaman orang-orang Nashrani, Yahudi dan ash-Shabiin. Padahal ayat ini menunjukkan pemahaman yang sebaliknya, yaitu sesatnya orang-orang Nashrani, Yahudi, dan ash-Shabiin yang tidak beriman pada apa yang dibawakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Imam Ibnu Kastir rahimahullah berkata:
نبه تعالى على أن مَنْ أحسن من الأمم السالفة وأطاع، فإن له جزاء الحسنى، وكذلك الأمر إلى قيام الساعة؛ كُلّ من اتبع الرسول النبي الأمي فله السعادة الأبدية، ولا خوف عليهم فيما يستقبلونه، ولا هُمْ يحزنون على ما يتركونه ويخلفونه
“Allah ta’ala mengabarkan bahwa siapa saja yang baik agamanya dari umat-umat sebelumnya kemudian mereka taat, maka mereka akan mendapatkan balasan yang sangat baik, demikian pula halnya dengan perkara hari kiamat. Semua yang mengikuti Rasul, Nabi yang Ummiy (buta huruf) maka akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi, mereka tidak perlu merasa takut akan perkara yang akan mereka dapatkan setelahnya dan tidak perlu sedih dengan sesuatu yang akan mereka tinggalkan.” (Tafsir Ibnu Katsir: 1/97)
Kemudian beliau menukil perkataan imam as-Siddi rahimahullah beliau berkata:
نزلت في أصحاب سلمان الفارسي، بينا هو يحدث النبي صلى الله عليه وسلم إذْ ذكر أصحابه، فأخبره خبرهم، فقال: كانوا يصومون ويصلون ويؤمنون بك، ويشهدون أنك ستبعث نبيًا، فلما فرغ سلمان من ثنائه عليهم، قال له نبي الله صلى الله عليه وسلم: “يا سلمان، هم من أهل النار”. فاشتد ذلك على سلمان، فأنزل الله هذه الآية، فكان إيمان اليهود: أنه من تمسك بالتوراة وسنة موسى، عليه السلام؛ حتى جاء عيسى. فلما جاء عيسى كان من تمسك بالتوراة وأخذ بسنة موسى، فلم يدعها ولم يتبع عيسى، كان هالكًا. وإيمان النصارى أن من تمسك بالإنجيل منهم وشرائع عيسى كان مؤمنًا مقبولا منه حتى جاء محمد صلى الله عليه وسلم، فمن لم يتبعْ محمدًا صلى الله عليه وسلم منهم ويَدَعْ ما كان عليه من سنة عيسى والإنجيل -كان هالكا.
“Ayat ini turun mengenai Salman al-Fairisi radhiyallahu ‘anhu yang menceritakan sahabat-sahabatnya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata mengenai mereka: “Mereka shalat, mereka puasa dan mereka beriman kepadamu serta mereka bersaksi bahwa engkau akan diutus sebagai seorang Nabi.” Ketika Salman selesai memuji mereka di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Salman sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.” Perkataan tersebut membuat Salman al-Farisi sangat sedih, akhirnya Allah azza wajalla menurunkan ayat ini.
Karena itu orang-orang yang beriman dari kalangan Yahudi adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada kitab Taurat dan sunnah-sunnah Nabi Musa ‘alaihissalaam hingga diutusnya Nabi Isa. Maka ketika Nabi Isa telah di utus, siapa saja diantara mereka yang tetap berpegang dengan kitab taurat, dan masih tetap mengambil sunnah-sunnah Nabi Musa dan tidak meninggalkannya serta tidak mengikuti Nabi Isa maka dia akan binasa.
Demikian pula dengan keimanan orang-orang Nashrani (Kristen), mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan kitab Injil dan syariat-syariat Nabi Isa ‘alaihissalam. Mereka ini adalah orang-orang yang beriman dan diterima keimanannya hingga datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka siapa saja yang tidak mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diantara mereka dan tidak meninggalkan syariat Nabi Isa maka ia juga akan binasa.” (Tafasir Ibnu Kastsir: 1/97)
Karena itu Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ayat yang turun setelah ayat ini adalah firman Allah:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٨٥)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85; Tafsir Ibnu Katsir: 97)
Allah azza wajalla menegaskan hal ini pada ayat yang lain, yaitu pada surah al-Maidah secara berturut-turut. Allah azza wajalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٦٩) لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلا كُلَّمَا جَاءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لا تَهْوَى أَنْفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ (٧٠)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang Rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari Rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.” (QS. Al-Maidah: 69-70)
Kemudian Allah azza wajalla berfirman:
وَحَسِبُوا أَلا تَكُونَ فِتْنَةٌ فَعَمُوا وَصَمُّوا ثُمَّ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوا وَصَمُّوا كَثِيرٌ مِنْهُمْ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (٧١) لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (٧٢) لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٧٣) أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٧٤)
“Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). dan Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 71)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam”, Padahal Al masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al-Maidah: 73)
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 74)
Karena itu, orang-orang yang mengatakan bahwa surah al-Baqarah ayat 62 menunjukkan semua agama benar adalah fatwa yang sesat dan menyesatkan!
Oleh Ustadz Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy