Pertanyaan:
Apakah saat ini surga dan neraka tidak ada orang di dalamnya dan apa-apa isinya? (Adinda via FB)
Dijawab oleh: Ustaz Aswanto Muhammad Takwi, Lc., M.A. (Sekretaris Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)
Jawaban:
Surga dan neraka telah disebutkan di dalam Al-Qur’an oleh Allah subhanahu wa ta’ala bahwa Dia telah menciptakannya, dan demikian halnya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui hadis-hadis beliau. Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan dengan berbagai macam kenikmatan di dalamnya yang setiap hari dan setiap saat bertambah. Makanya diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda:
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الجَنَّةِ
Artinya: Barangsiapa yang membangun masjid karena mengharapkan rida Allah, maka Allah akan membangun untuknya yang seperti itu di Surga (Muttafaq Alaih)
Makna hadis ini bahwa setiap ia membangun masjid maka akan langsung dibangunkan rumah dan istana di Surga, itu berarti bahwa setiap bangunan dan istana-istana Surga terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah masjid yang dibangun oleh umat Islam di dunia karena mengharapkan rida Allah subhanahu wa ta’ala. Demikian juga ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa ucapan “subhanallah” adalah tanaman surga, maka setiap kita bertasbih maka tanaman-tanaman itu muncul di surga tersebut sebagaimana sabda beliau:
مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الجَنَّةِ
Artinya: Barangsiapa yang mengucapkan subhanallah al-‘adzim wa bihamdihi (Maha Suci Allah yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya) maka ditanamkan untuknya sebuah pohon kurma di Surga (HR. Tirmizi dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Jadi tanaman-tanaman Surga secara khusus menurut hadis di atas adalah pohon kurma akan bertambah setiap saat. Jika ditanyakan apakah sudah ada manusia di dalamnya? Apabila dimaksud manusia dalam bentuk jasad dan ruhnya maka ini tidak ada, karena manusia akan masuk Surga dengan jasad dan ruhnya kelak pada hari kiamat. Makanya ketika orang-orang beriman telah sampai di depan pintu-pintu Surga, didapati oleh mereka pintu-pintunya masih tertutup hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah sampai di depan pintu Surga maka akan dibuka oleh Malaikat Penjaga Surga atas permintaan izin dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dari hadis Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
Artinya: Saya akan mendatangi pintu Surga pada hari kiamat, lalu saya meminta dibukakan. Lalu seorang penjaga (Malaikat) bertanya, “Siapa kamu?”, Maka aku menjawab: “Muhammad”, lalu ia berkata: “Khusus untukmu, aku diperintahkan untuk tidak membukakan pintu Surga untuk siapapun sebelum kamu masuk.” (HR. Muslim nomor 333)
Hal ini menunjukkan bahwa belum ada manusia yang tinggal di dalam Surga saat ini. Tetapi kalau yang dimaksud adalah ruh manusia maka disebutkan dalam beberapa riwayat hadis bahwa ruh sebagian manusia telah menempati Surga, misalnya sabda Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّمَا نَسَمَةُ الْمُؤْمِنِ طَيْرٌ يَعْلَقُ فِي الْجَنَّةِ، حَتَّى يَرْجِعَهُ اللهُ إِلَى جَسَدِهِ يَوْمَ يَبْعَثُهُ
Artinya: Ruh seorang mukmin itu ada di dalam burung yang bertengger di pohon Surga, hingga Allah mengembalikannya ke jasadnya pada hari dimana Allah menghidupkannya kembali (HR. Malik bin Anas, disahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Hadis ini menjelaskan bahwa jiwa seorang beriman itu berada dalam burung di Surga yang mana dia menikmati kenikmatan di dalamnya. Di dalam hadis lainnya dijelaskan pula bahwa ruh para syuhada berada di dalam Surga menikmati kenikmatan yang ada di dalamnya, sebagaimana penafsiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap firman Allah dalam QS. Ali ‘Imran: 169
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Terjemahnya: Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya.
Ketika ditanyakan tentang makna ayat ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرْوَاحُهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ، لَهَا قَنَادِيلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ، تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ، ثُمَّ تَأْوِي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ
Artinya: Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergantungan di ‘Arsy, ia dapat keluar masuk Surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu (HR. Muslim)
Apa yang telah kami sebutkan di atas tentu saja hanya sebatas contoh saja terhadap apa-apa saja yang ada di dalam Surga saat ini berdasarkan dalil-dalil tersebut, karena tentu ada banyak dalil lainnya baik dari Al-Qur’an maupun hadis yang menerangkannya. Demikian pula dengan Neraka yang telah Allah ciptakan dan telah ada saat ini. Di antara dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah Gafir: 46
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Terjemahnya: Neraka diperlihatkan kepada mereka (di alam barzakh) pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan,) “Masukkanlah Fir‘aun dan kaumnya ke dalam sekeras-keras azab!”
Ayat ini menerangkan bahwa Neraka itu telah ada saat ini, karena ia diperlihatkan kepada Fir’aun dan para pengikutnya di dalam kubur mereka. Adapun apa saja yang ada di dalam Neraka saat ini, maka tentu saja di dalamnya telah terdapat berbagai jenis siksaan yang telah Allah sediakan untuk orang-orang Kafir dan kaum Munafikin, hal ini dapat dipahami dari hadis Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الجَنَّةَ وَالنَّارَ أَرْسَلَ جِبْرِيلَ إِلَى الجَنَّةِ فَقَالَ: انْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا “، قَالَ: «فَجَاءَهَا وَنَظَرَ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعَدَّ اللَّهُ لِأَهْلِهَا فِيهَا»، قَالَ: ” فَرَجَعَ إِلَيْهِ، قَالَ: فَوَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا، فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالمَكَارِهِ، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَيْهَا فَانْظُرْ إِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا “، قَالَ: ” فَرَجَعَ إِلَيْهَا فَإِذَا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالمَكَارِهِ، فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خِفْتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ، قَالَ: اذْهَبْ إِلَى النَّارِ فَانْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا، فَإِذَا هِيَ يَرْكَبُ بَعْضُهَا بَعْضًا، فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلَهَا، فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَيْهَا، فَرَجَعَ إِلَيْهَا فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَنْجُوَ مِنْهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا
Artinya: Saat Allah menciptakan Surga dan Neraka, Allah mengutus Jibril ke Surga. Ia melihatnya dan yang dipersiapkan untuk penghuninya. Setelah itu Jibril mendatangi Neraka dan melihatnya serta segala yang dipersiapkan untuk penghuninya. Kemudian Jibril kembali kepada-Nya, ia berkata: Demi keperkasaanMu, tidaklah seseorang mendengarnya (Surga) melainkan akan memasukinya. Kemudian Allah memerintahkan maka Surga diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Ia berfirman: Kembalilah ke Surga lalu lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Jibril kembali ke Surga, ternyata surga telah diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Jibril kembali padaNya, ia berkata: Demi keperkasaanMu, aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya. Ia berfirman: Pergilah ke Neraka dan lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Ternyata Neraka menumpuk satu sama lain lalu Jibril kembali dan berkata: Demi keperkasaanMu, tidak ada seseorang mendengarnya lalu (ia ingin) memasukinya. Lalu Jibril diperintahkan untuk kembali menegok Neraka, ternyata Neraka diliputi oleh syahwat. Ia berfirman: Kembalilah ke Neraka. Jibril kembali ke Neraka lalu ia berkata: Demi keperkasaanM, aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang selamat darinya melainkan akan memasukinya. (HR. Tirmizi, dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Hadis panjang ini menjelaskan kepada kita bahwa Neraka yang telah Allah siapkan untuk para penghuninya telah menumpuk siksanya antara yang satu dengan yang lainnya, dimana sebagian siksaan tersebut telah diperlihatkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam peristiwa Mi’raj sebelum bertemu dengan Allah subhanahu wa ta’ala di Sidratul Muntaha. Wallohu A’lam.