?Apakah Engkau Mengetahui Perbedaan Dzunub Dan Sayyiah?

ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ:
” ﺣﻴﺜﻤﺎ ﻭﺭﺩﺕ ﺍﻟﺬّﻧﻮﺏُ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﺎﻟﻤﺮﺍُﺩ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋِﺮ، ﻭﺣﻴﺜﻤﺎ ﻭﺭﺩﺕ ﺍﻟﺴّﻴﺌﺎﺕ ﻓﺎﻟﻤﺮﺍﺩُ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺼّﻐﺎﺋﺮ.

Imam Ibnu a-Qayyim rahimahullah berkata: “Setiap kali terdapat lafazh dzunub di dalam al-Qur’an, maka yang dimaksud adalah dosa-dosa besar. Dan setiap kali terdapat lafazh sayyiaat dalam al-Qur’an maka yang di maksud adalah dosa-dosa kecil.

ﻭﻋﻨﺪ ﺍﻟﺘﺄﻣّﻞ ﻓﻲ ﺁﻳﺎﺕِ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻧﺠﺪُ : ﺃﻥّ ﻟﻔﻆ (ﺍﻟﻤﻐﻔﺮﺓ) ﻳﺮﺩ ﻣﻊ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ. ﻭﻟﻔﻆ (ﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ) ﻳﺮﺩ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻴﺌﺎﺕ.
ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﺭﺑﻨﺎ ﻓﺎﻏﻔﺮ ﻟﻨﺎ ﺫﻧﻮﺑﻨﺎ ﻭﻛﻔﺮ ﻋﻨﺎ ﺳﻴﺌﺎﺗﻨﺎ}، ﻭﺫﻟﻚ ﻷ‌ﻥ ﻟﻔﻆ (ﺍﻟﻤﻐﻔﺮﺓ) ﻳﺘﻀﻤﻦ ﺍﻟﻮﻗﺎﻳﺔ ﻭﺍﻟﺤﻔﻆ، ﻭ(ﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ) ﻳﺘﻀﻤﻦ ﺍﻟﺴﺘﺮ ﻭﺍﻹ‌ﺯﺍﻟﺔ.

Jika kita memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an al-Karim, kita akan mendapatkan bahwa lafazh maghfirah (ampunan) selalu muncul bersama kata dzunub. Sedangkan lafazh takfir (menghapuskan) muncul bersama kata sayyiaat.

Allah azza wajalla berfirman: ” Wahai Tuhan kami ampunilah dzunub (dosa-dosa besar) kami, dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami.”

Hal ini dikarenakan lafazh maghfirah mengandung makna pencegahan/pengamanan
adapun makna takfir adalah menutup atau menghilangkan.

ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺴﻴﺌﺎﺕ ﻫﻲ ﺍﻟﺼﻐﺎﺋﺮ، ﻭﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ ﻟﻬﺎ: ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﺇﻥ ﺗﺠﺘﻨﺒﻮﺍ ﻛﺒﺎﺋﺮ ﻣﺎ ﺗﻨﻬﻮﻥ ﻋﻨﻪ ﻧﻜﻔﺮ ﻋﻨﻜﻢ ﺳﻴﺌﺎﺗﻜﻢ}.”
? ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ (317/1)

Adapun dalil bahwa lafazh sayyiat dalam al-Qur’an bermakna dosa-dosa kecil dan adanya penghapusan untuknya, adalah firman Allah azza wajalla: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”

Madariju as-Salikin: 1/317

————

Saudaraku, tunggu apalagi?
Apakah dosa-dosamu setinggi langit, atau seluas bumi?

Bergembiralah dengan satu hadits Qudsi bahwa Rasulullah shaallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah azza wajalla berfirman:

يا ابن آدم ، إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك ما كان منك ولا أبالي ، يا ابن آدم ، لو بلغت ذنوبك عنان السماء ، ثم استغفرتني غفرت لك ، يا ابن آدم ، إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا ، لأتيتك بقرابها مغفرة ) رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح

“Wahai sekalian anak cucu Adam, sesunggahnya engkau selama berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni apa yang pernah engkau lakukan lalu tidak menghiraukannya lagi.

Wahai anak cucu Adam, jika saja dzunubmu (dosa-dosa besarmu) telah mencapai tingginya langit, lalu engkau memohon ampunan (istighfar) kepada-Ku, niscaya Ku ampuni engkau.

Wahai anak cucu Adam, jika engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan membawa dosa sayyiah sepenuh bumi, lalu saat engkau bertemu dengan-Ku itu engkau tidak menyekutykan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan datang membawa ampunan sebesar itu pula. HR. Tirmidzi dengan sanad yang shahih.

Saudaraku, sekaranglah saatnya berubah, istighfarlah, menangislah, ruahkan air matamu, hinakan dirimu kepada-Nya.

Tak usah lahi engkau menunggu pagi, dan jika pagi jangan pula menunggu sore, manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum sakit, dan manfaatkan waktu hidupmu sebelum mati.

Astaghfurullah, astaghfirullah, astaghfirullah.
Laa ilaaha illa anta, subhanaka inni kuntu minazhzhalimin.

——

Diterjemahkan dari artikel berbhasa Arab dengan sedikit tambahan.

Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy

Artikulli paraprakSunnatan Massal Gratis DPD WI Konawe
Artikulli tjetërPENERIMAAN SANTRI BARU PESANTREN TAHFIDZ WAHDAH BOGOR T.A 2017/2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini