🌷 Umat ini dijaga oleh Allah karena adanya mushlihin (orang yang melakukan perbaikan), bukan karena adanya orang-orang shalih. Dalam firman-Nya: ” Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang melakukan perbaikan (mushlihun)”. (QS. Huud: 17).
🌷 Gerakan perbaikan dalam suatu negeri harusnya menjadi tugas suatu jamaah (yang terorganisir), bukan tugas yang dijalankan perorangan. Dalam ayat: “Hendaknya ada diantara kalian, sekelompok umat menyeru kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar” (QS Aali Imran: 104).
🌷 Satu orang mushlih lebih dicintai oleh Allah daripada seribu orang yang shalih, sebab dengan adanya mushlih, Allah menjaga seluruh umat dari adzab (dunia), dan orang shalih hanya bisa menjaga dirinya sendiri, tanpa orang lain.
🌷 Ukuran keberkahan suatu generasi adalah banyaknya mushlih, keberkahan akan berkurang sesuai dengan kurangnya mushlih dalam tubuh suatu generasi. Dalam ayat: “Kalian adalah sebaik-baik umat, dikeluarkan pada manusia, menyeru pada kebaikan, dan mencegah dari kemungkaran”. (QS Aali ‘Imran: 110).
🌷 Suatu negara akan tetap tegak selama membebaskan para mushlih dalam melakukan perbaikan, namun ia akan binasa bila memusuhi meraka. Dalam ayat: “Mereka (umat Islam) yang jika Kami berikan mereka kekuasaan memerintah di bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat, dan mereka menyuruh berbuat kebaikan serta melarang dari melakukan kejahatan dan perkara yang mungkar. Dan (ingatlah) bagi Allah jualah kesudahan segala urusan. (QS Al-Hajj 41).
🌷 Allah kadang tidak mengadzab suatu negeri yang sangat zalim karena adanya para mushlih didalamnya, dan Dia kadang mengazab negeri yang tidak terlalu zalim karena tidak adanya para mushlih didalamnya. Dalam ayat: ” Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang melakukan perbaikan (mushlihun)”. (QS. Huud: 17).
🌷 Seorang mushlih tidak mesti sempurna terlebih dahulu (dari segi amalan dan ilmunya), Dalam hadis: “Serukanlah yang ma’ruf walaupun kalian tidak melakukannya secara sempurna, dan cegahlah kemungkaran walaupun kalian tidak berlepas darinya seluruhnya”. (HR Thabrani dan Baihaqi).
🌷 Keluarga seorang mushlih tidak mesti semuanya orang-orang shalih, sebab Nabi Nuh saja tidak bisa menshalihkan anak dan istrinya, Nabi Ibrahim tidak bisa menshalihkan ayahnya, dan Nabi Muhammad tidak bisa menshalihkan pamannya Abu Lahab, dan Abu Thalib. Dalam ayat: “Sesungguhnya engkau tidak bisa memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai” (QS al-Qashash: 56).
🌷 Tujuan Ishlah/perbaikan tidak selamanya untuk menghilangkan maksiat dan kezaliman, namun juga untuk mencegah turunnya adzab Allah yang bisa menimpa semua orang (baik yang shalih maupun yang fajir).