Muhammad Ansarullah (18) merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ansor, sapaan akrabnya Lahir di Jakarta Utara dan dibesarkan dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai tukang ojek online (Ojol), sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Walau terlahir dari keluarga sederhana, Ansor memiliki cita-cita tinggi dan semanagat besar dalam belajar. Kedua orangtuanya menginginkan ia tetap mengenyam pendidikan walau kondisi keuangan terbatas.
Awal mula bercita-cita ingin jadi penghafal Al Quran karena tayangan acara Hafidz Quran cilik di salah satu stasiun Tv. “Saya kagum pada para peserta program tersebut, dimana mereka merupakan para penghafal Al Quran yang masih kecil. Mereka mampu menyelesaikan hafalan dan bacaan mereka sangat bagus”, kata remaja penggemar seni nasyid ini.
Sejak itu ia bertekad untuk menjadi penghafal Al-Quran. Harapannya agar kelak bisa memberikan mahkota kepada kedua orang tua saya di akhirat. Amin.
Oleh karena itu setelah lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) ia memutuskan untuk masuk ke salah satu pondok Pesantren di Jawa Tengah. Awal masuk pondok pesantren ia sangat sedih karena jauh dari orang tua.
Namun Pada saat kenaikan kelas 2 SMA Ansor memutuskan untuk pindah pondok pesantren. Kepindahan tersebut disebabkan oleh karena kendala biaya.
“Alhamdulillah saya diberikan kemudahan untuk kembali melanjutkan sekolah di Pondok pesantren Tahfidz SMA Al-Qur’an Wahdah Islamiyah Cibinong Bogor”, tuturnya.
Di pesantren Wahdah semangat untuk belajar dan menghafal Al Qur’an semakin besar.
Awalnya ia merasakan kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an karena belum terbiasa menghafal dengan program yang ketat.
“Saya merasakan kesulitan di saat pertama menghafal karena di pondok sebelumnya tidak terbiasa menghafal”kenangnya.
Saat awal menghafal Juz 30 ia mengalami kesulitan di surat An Naziat. “Begitu sulit untuk mengingat ayat demi ayat sampai saya menangis karena kesulitan untuk menghafal surat tersebut”, kisahnya.
“Tapi saya tidak berputus asa. Dari ba’da sholat Subuh sampai jam 9 pagi saya masih terus menghafal sampai akhirnya Alhamdulillah saya berhasil menghafal 15 ayat. Saya sangat bahagia karena usaha dan kesungguhan ini membuahkan hasil yang memuaskan”, kenangnya lagi.
Alhamdulillah pada tanggal 10 April 2020 lalu Ansar telah berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz dalam jangka waktu 1 tahun 9 bulan 10 hari.
Ia berpesan para penghafal Al Qur’an jangan mudah berputus asa ketika mendapatkan ayat yang sulit sebab ketika kita merasa kesulitan dalam menghafal maka kita akan banyak mengulangi bacaan ayat tersebut dan tanpa kita sadari kita sudah mendapatkan pahala dari ayat yang terus kita ulangi. []