Tadabbur Ayat Pilihan 25 || Surah al-Maidah: 52
Allah Menyingkap Alasan Para Pembela Pemimpin Kafir
Allah azza wajalla berfirman:
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ (٥٢)
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS. Al-Maidah: 52)
Faidah:
1. Ayat ini merupakan bentuk penyingkapan Allah terhadap alasan-alasan dan rahasia para pembela pemimpin-pemimpin kafir. Allah menyingkap apa yang tersembunyi dalam hati mereka agar menjadi pelajaran bagi setiap muslim, bahwa alasan mereka membela para pemimpin kafir itu selalu saja sama.
2. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membela para pemimpin kafir adalah orang-orang yang tidak memiliki keimanan yang baik. Allah azza wajalla menyebut mereka sebagai orang-orang yang memiliki penyakit dalam hati, yang merupakan istilah untuk kaum munafikin yang selalu menipu diri sendiri.
Allah azza wajalla berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (٨) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (٩ ) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (١٠) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (١١)
“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah: 8-11)
3. Alasan paling mendasar yang membuat mereka mati-matian membela pemimpin kafir adalah karena keraguan mereka pada islam. Mereka berkeyakinan bahwa keimanan tidak akan mendatangkan kemajuan dan kemoderenan, sebab dalam benak mereka bahwa keimanan itu hanya akan mendatangakn bencana, ketertinggalan, keterpurukan, kekunoan, ketidak majuan ilmu dan teknologi serta lainnya. Karena itu mereka berusaha keras mengusung pemimpin itu karena harapan bahwa dialah yang akan memajukan peradaban mereka.
Syaikh Abdurrahman Ibn Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata:
{ فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ } أي: شك ونفاق، وضعف إيمان، يقولون: إن تولينا إياهم للحاجة، فإننا { نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ } أي: تكون الدائرة لليهود والنصارى، فإذا كانت الدائرة لهم، فإذا لنا معهم يد يكافؤننا عنها، وهذا سوء ظن منهم بالإسلام
Firman Allah azza wajalla “Engkau akan melihat orang-orang yang memiliki penyakit dalam hatinya” maksudnya adalah keragu-raguan, kemunafikan dan kelemahan iman. Mereka berkata: “Sesungguhnya kami menjadikan mereka sebagai penolong karena kami memiliki hajat, kami khawatir akan mendapat bencana, yaitu bencana untuk Yahudi dan Nashrani, sehingga jika mereka tertimpa musibah, tangan kami bersama dalam perjuangan untuk melindungi dari bencana itu. Inilah bentuk suuzhan mereka terhadap islam.” (Tafsir as-Sa’di: 259)
4. Allah azza wajalla membantah keyakinan batil mereka dan mengabarkan bahwa keimanan itulah yang sesungguhnya akan mendatangkan keberkahan, kemajuan, kemodrenan, keamanan dan keselamatan. sedangkan orang-orang yang selama ini membela pemimpin kafir dan menolongnya, niscaya mereka akan menyesal dunia dan akhirat. Hal ini sebagimana firman Allah azza wajalla:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (٥٥)
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)
Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy