DONGGALA, wahdah.or.id – Lantunan adzan subuh secara perdana berkumandang di posko pengungsian yang berada di Desa Limboro, Kabupaten Donggala, Sulawesi tengah, Ahad (14/10/2018).
Kumandang adzan berasal dari mushalla darurat yang dibangun di tengah posko pengungsian, berkat sumbangan perangkat pengeras suara oleh relawan LAZIS Wahdah.
Sebelumnya, adzan untuk shalat dikumandangkan tanpa pengeras suara, sehingga waktu-waktu shalat tidak diketahui oleh warga pengungsian.
Sebagaimana diutarakan oleh Farid (35), warga setempat. Menurutnya, subuh kali ini menjadi berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya.
“Waktu subuh tadi saya kaget pak, kenapa tiba-tiba ada suara adzan terdengar keras, Alhamdulillah bisa langsung bangun tadi dan segera ke masjid,” ungkapnya.
Farid mengatakan, sebelumnya dia sangat kesulitan untuk shalat tepat waktu di mushalla darurat yang dibangun, sebab tidak ada penanda yang jelas.
“Sudah dua belas hari pak saya biasa terlambat shalat bersama imam. Ini Alhamdulillah sudah bisa tahu kapan waktu masuknya,” tuturnya.
Andi Nasaruddin selaku relawan Wahdah Islamiyah yang berposko di lokasi pengungsian ini mengatakan, Mushalla darurat ini sebelumnya ditemukan serba kekurangan.
“Alhamdulillah jumlah warga yang shalat Subuh lebih banyak dari sebelumnya. Mungkin karena awalnya tidak ada penerangan dan pengeras suara yang bisa mengingatkan warga akan masuknya waktu shalat,” pungkasnya.
Nasar, sapaan akrabnya, menuturkan, perlahan-lahan inventaris mushalla ini diberadakan untuk menunjang program LAZIS Wahdah di posko pengungsian ini.
“Kami berusaha membangun warga dari mushalla, jadi program-program banyak kami laksanakan di mushalla. Diantaranya adalah Sekolah Darurat, Taman Pembinaan Alquran untuk Anak-anak, Pengajian Ibu-ibu dan bapak-bapak, dan lainnya,” ujarnya.
Diantara inventaris yang telah diberadakan antara lain lampu penerang, pengeras suara yang perdana telah mengumandangkan adzan, dan mukena.
“Insya Allah akan disusul dengan Alquran, karpet dan kebutuhan lainnya,” ungkap Nasar lagi.
Posko pengungsian di desa ini merupakan satu dari delapan titik pengungsian yang dibina oleh LAZIS Wahdah.
Program andalan yang digelar di masing-masing posko pembinaan antara lain distribusi logistik/sembako, layanan kesehatan, trauma healing, pembinaan rohani dan program kemasyarakatan lainnya.[]
Laporan: Rustam Hafid (Relawan Wahdah Peduli)