Imam Al Ghozaly menjelaskan bahwa akhlak adalah ibarat tentang kepribadian dalam jiwa atau sifat yang mendorong untuk melakukan amal perbuatan dengan mudah tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
(Al Ihya’ 3/47)
Suatu ketika Aisyah ditanya oleh para sahabat tentang kepribadian Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam.
Maka beliau menjawab,
كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)
Dari sini dapat kita pahami tentang mulianya akhlak Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam.
Beliau adalah pribadi yang mendasarkan segala ucapan dan perilaku dalam kehidupan berdasarkan Al Qur’an.
Dan bahkan Alloh Ta’ala berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
[Surat Al-Qalam 4]
Akhlak dan pribadi Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam tersebut teraplikasi dalam keseharian beliau.
Baik dalam hubungan pada Alloh maupun hubungan terhadap sesama manusia, bahkan terhadap makhluk yang lain.
Dalam interaksi pada Alloh.
Beliau adalah pribadi yang sangat tekun beribadah meski telah dijamin surga dan diampuni dosa.
Ketika Aisyah bertanya kenapa Nabi beribadah sampai kaki beliau bengkak, beliau menjawab,
أفلا أحب أن أكون عبدًا شكورًا
“Apakah aku tidak suka jadi hamba yang bersyukur?”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Dalam muamalah terhadap sesama manusia.
Beliau adalah pribadi yang tidak pernah secara sengaja menyakiti orang lain. Selalu memberi manfaat pada umat dengan apapun yang beliau miliki. Sentiasa memberi nasehat, beramar ma’ruf dan nahi mungkar serta mendoakan kaum muslimin.
Alloh berfirman,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
[Surat At-Tawbah 128]
Ketika berinteraksi dengan makhluk lain.
Beliau mencontohkan untuk tetap berbuat baik dan tidak mendzolimi binatang dan alam sekitar.
Alloh berfirman,
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
[Surat Al A’raf : 56]
So…
Tidak perlu engkau sampaikan pada semua tentang seberapa banyak hapalan Al-Qur’anmu..
Biarkan mereka melihat Akhlak Al Qur’an dari dalam dirimu.
Memberi makan orang yang lapar, mengasihi anak yatim, memaafkan orang yang bersalah, mengajari orang jahil, berbakti pada orang tua, menyambung silaturrahim, senyum terhadap sesama, dst.
Pelajaran utama bukanlah semata pada seberapa banyak hapalan dan bacaan Al-Qur’anmu, tetapi yang lebih utama adalah sampai dimanakah aplikasi Al-Qur’an dari dirimu..
Wonosari Gunungkidul
2 Ramadhan 1439 H
Reki Abu Musa, Lc
______
S’moga Esok Lebih Baik…