Akhirnya, Perbatasan Rafah Dibuka Resmi Pemerintah Mesir
Warga Gaza Sudah Bebas Melintas ke Mesir
Blokade terhadap jalur Gaza telah berakhir – setelah empat tahun lamanya, Mesir secara permanen membuka gerbang utama Jalur Gaza ke dunia luar. Perbatasan Rafah dibuka secara permanen Sabtu ini (28/5), dengan sekitar 150 warga Palestina dari Gaza memasuki Mesir pada pagi hari. Untuk pertama kalinya bus penumpang menyeberang ke Mesir di terminal Rafah, di mana sekitar 400 warga Gaza telah menunggu.
Pada saat ini, perbatasan Rafah hanya terbuka bagi pergerakan warga. Namun, Palestina menuntut pihak berwenang di Kairo juga memungkinkan transfer barang kebutuhan, dan tidak hanya bantuan kemanusiaan.
Wakil Menteri Luar Negeri Hamas, Razzi Hamed, mengatakan bahwa tidak ada pengamat internasional di sisi persimpangan Palestina seperti yang terjadi di masa lalu.
"Pihak Palestina belum menerima sampai sekarang permintaan dari sisi Mesir, kami lebih memilih persimpangan menjadi urusan Mesir-Palestina saja," katanya.
Wakil menteri itu berpendapat bahwa tidak ada kebutuhan untuk inspektur Eropa dikerahkan di perbatasan.
"Pemerintah Palestina bisa memantau persimpangan dengan cara yang profesional sesuai hukum serta aturan-aturan yang berlaku di perlintasan global," katanya menambahkan.
Mesir dan Israel telah mempertahankan blokade atas Gaza sejak tahun 2007 untuk melemahkan Hamas berikut meningkatnya eskalsi kekerasan atas daerah tersebut. Tapi setelah pengusiran Presiden Mesir Hosni Mubarak pada bulan Februari, penguasa baru militer Mesir memutuskan untuk mengurangi blokade.
Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Elaraby mengatakan kepada saluran satelit Arab al-Jazeera akhir bulan lalu bahwa penutupan Rafah sudah hampir berakhir, menyebut keputusan untuk menutup perbatasan Rafah merupakan tindakan yang ‘menjijikkan
Pembukaan Gerbang Rafah, Mesir Tolak Intervensi Asing
Duta Besar Mesir untuk Otoritas Palestina, Yaser Othman, menegaskan bahwa keputusan pembukaan gerbang penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Jalur Gaza secara permanen adalah keputusan yang diambil bertujuan untuk mendukung rekonsiliasi dan dalam kerangka kebijakan Mesir untuk meringankan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Dubes Othman menegaskan bahwa Mesir menolak apapun intervensi dan campur tangan asing dalam mekanisme kerja gerbang Rafah. Dia menegaskan bahwa kerja gerbang Rafah adalah urusan Mesir yang diputuskan Mesir sesuai dengan kepentingannya dan orientasi kebangsaannya terhadap rakyat Palestina.
Dia menyatakan bahwa kedutaan Mesir di Ramallah yang akan memberikan member fasilitas pemberian visa untuk kelompok laki-laki dari usia 18 tahun hingga 40 tahun. Selebihnya tidak membutuhkan visa untuk masuk ke Mesir, namun ada fasilitas lain yang akan diserahkan warga Palestina yang ingin bebergian melalui gerbang Rafah.
Diplomat Mesir ini menjelaskan bahwa terkait dengan para pelajar dan mahasiswa Palestina yang studi di Mesir sedang dalam penyelesaian, baik mereka yang ditolak atau tidak mendapatkan persetujuan keamanan. Dia menyatakan dalam waktu dekat ini akan ada kemudahan prosedur untuk mendapatkan persetujuan keamanan bagi para pelajar dan mahasiswa dalam kerangka kebijakan Mesir untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Sebelumnya Mesir telah mengumumkan akan membuka gerbang Rafah secara permanen mulai hari Sabtu besok untuk penyeberangan semua kalangan dan orang selain kasus kemanusiaan, yang sebelumnya hanya dibatasi hanya pada kasus-kasus kemanusiaan saja.(fq/ynet/eramuslim/republika)