Aisyah : Sang Bunda Yang Terzalimi Oleh Para Durjana

Date:

Kita tidak akan berpanjang lebar membahas keutamaan makhluk mulia yang satu ini. Dan kali ini, kita akan mencukupkan bahasan yang singkat dengan menyebutkan salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang disebutkan di dua bab yang berbeda dalam kitab shohehnya. Hadits ini diriwayatkan oleh seorang sahabat mulia ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhu bahwasanya suatu hari, ia datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam seraya duduk disamping beliau dan bertanya :”Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling engkau cintai ?. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam menjawab :”Aisyah”. Kalau dari kalangan laki-laki ya Rasulullah ?. Beliau berkata : “Ayahnya”.

Dari kutipan hadits diatas dan hadits-hadits semisalnya cukup menjelaskan keutamaan Aisyah radhiallahu ‘anha. Ia adalah istri Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam yang dipilih oleh Allah untuk menemani beliau, istri Nabinya islam. Ia juga termasuk satu dari lima periwayat terbanyak hadits Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam yang merupakan landasan kedua dalam penetapan hukum setelah al-Qur’an. Jika ada seorang yang menghujat Aisyah radhiallahu ‘anha, sungguh ia telah lebih dahulu menghujat suaminya. Dan secara otomatis dia telah menolak sebanyak 2210 buah hadits yang diriwayatkannya. Setelah itu, apalagi yang tersisakan dari agamanya, dan jalan islam yang bagaimana yang ia pijak ?

Oleh karena itu, dalam bahasan yang singkat ini aku akan memaparkan perkara yang bersifat prinsipil sekaligus sebagai bentuk pembelaan terhadap ummul mu’minin Aisyah radhiallahu ‘anha. Paling tidak ada lima alasan yang membuat api sanubariku berkobar melecut untuk menuliskan paragraf-paragraf yang sedikit ini :

Pertama : Bentuk pembelaan terhadap Allah azza wajalla yang telah memilih Aisyah radhiallahu ‘anha sebagai pendamping hidup nabi-Nya, dan telah meng-klarifikasi kesucian Aisyah radhiallahu ‘anha dari fitnah haditsatul ifk (dakwaan zina dari orang-orang munafik) dari langit yang tujuh.

Kedua : Pembelaan terhadap kemuliaan dan kehormatan suaminya (yaitu Nabi shallallahu’alaihi wasallam).

Ketiga : Pembelaan terhadap generasi sahabat yang terwakili dalam sosok Aisyah.

Keempat : Pembelaan terhadap sejarah ummat islam yang diselewengkan oleh para penjahat sejarah dan para prajuritnya dari kalangan Syi’ah dalam bentuk distorsi sejarah.

Kelima : Alasan individualis yang bersifat pribadi bagiku sebagai seorang anak yang membela ibunya sendiri, Aisyah ummul mu’minin. Sebagai seorang manusia yang memiliki nurani rasa cemburu yang menyebabkan ia rela mati demi membela kehormatan sang ibu. Allah subhanahu wata’ala ciptakan manusia diatas fitrah suci ini. Fitrah inilah yang dimiliki oleh setiap manusia kecuali yang telah dicabut darinya kemanusiaan dan nuraninya.

Goresan pena ini aku tuangkan dalam wadah lembaran terbatas untuk membangunkan sebagian jiwa yang terlelap dalam tidur panjangnya. Hendaklah setiap kita bertanya kepada pribadi masing-masing : apa yang engkau lakukan jika seseorang datang kehadapanmu dan melemparkan cacian busuk terhadap ibumu ? apa yang hendak kau perbuat terhadap orang yang tak kau kenali melayangkan sumpah serapah dan celaan terhadap ibumu sambil melantangkan suara di hadapan khalayak ramai dan mengatakan didepan batang hidungmu bahwa ibumu tidak lain adalah seorang wanita pezina ?

Jika engkau menganggap bahwa sikap pemaaf adalah sebuah kemuliaan dan lantas hanya membiarkannya pergi bagaikan angin lalu, kejantananmu sungguh patut dipertanyakan atau paling tidak engkau telah kehilangan akal manusiamu. Adapun aku, sungguh setelah meminta pertolongan Allah, api girohku telah memboyong sanubari ini demi membela bundaku Aisyah radhiallahu ‘anha dengan berbagai bentuk pembelaan kan kutempuh. Aisyah radhiallahu ‘anha adalah ibuku, sebagaimana ia juga adalah ibumu. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

((وما كان لكم أن تؤذوا رسول الله))

Artinya: (Dan tidak sepatutnya kalian menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam).

Dan termasuk salah satu bentuk menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam, menyakiti hatinya dengan mencoreng kehormatan keluarganya.

Jika engkau tidak menganggap diri sebagai seorang mukmin, kau tidak perlu bercapek peluh membela kehormatannya, karena Ia adalah ummul mu’minin yaitu ibu dari orang-orang yang beriman saja, yang kita memohon kepada Allah agar termasuk didalamnya.

Sungguh telah tiba masa bagi para pejuang dan penolong Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam untuk bangkit membela dan memperjuangkan harga diri dan kemuliaannya. Ibunda kita Aisyah radhiallahu ‘anha pada tahun-tahun terakhir ini, telah dicoreng kemuliannya oleh para penjahat dalam barisan pecundang yang membawa bendera syiah. Sungguh pada hari ini sering kita melihat siaran syi’ah dan majelis husainiyat mereka berubah menjadi mimbar-mimbar yang mengumbar cacian dengan menodai kehormatan dan kemulian Nabi kita shallallahu ‘alayhi wasallam, padahal merekalah yang selalu berkoar dengan dakwaan cinta kepada Nabi dan ahlul bayt (keluarga) beliau.

Hendaknya kita berpikir, jika seorang istri tidak dianggap sebagai ahlul bayt (keluarga), jadi siapa lagi yang mereka maksudkan ? Adapun kami bangsa arab, kami mengakui bahwa istri adalah merupakan bagian dari sebuah keluarga. Aku tidak tahu jikalau bangsa persia majusi menganggap istri-istri mereka diluar dari garis family, kalau begitu adanya perkaranya lain lagi.

Dan sekarang, marilah kita mendengar dengan seksama apa yang dikatakan oeh para ulama syi’ah terhadap ibumu Aisyah radhiallahu ‘anha yang termaktub dalam buku-buku rujukan utama dalam agama mereka :

Khumaini berkata : “Aisyah, Zubair, Thalhah dan Muawiyah lebih buruk dari semua jenis anjing dan babi” (Thaharah juz 3, hal : 337)

Ibrahim al-Qummi berkata : “Seharusnya Aisyah itu dijatuhi hukuman hadd atas perbuatan zina yang ia lakukan. Oleh sebab itu, disebutkan bahwasanya ketika imam kita al-Mahdi muncul, ia akan mengeluarkan Aisyah dari kuburnya lalu ia hidupkan kembali jasadnya untuk kemudian dijatuhi hukuman hadd. Maka menurut hemat saya bahwa Aisyah itu hidup penuh gelimang kenikmatan birahi.” (Tafsir al-Qummi juz 2, hal:377)

Ibnu Rajab al-bursi berkata: “Aisyah mengumpulkan sebanyak empat puluh dinar hasil berkhianat” (Masyarif Anwaril Yaqin hal: 86)

Berkata al-Majlisi : “Ayyasyi meriwayatkan dari ash-Shadiq dengan riwayat yang muktabar : “Sesungguhnya Aisyah dan Hafshah –semoga laknat Allah kepada keduanya dan bapak mereka- telah membunuh Rasulullah dengan racun.” (Hayatul Qulub juz 2, hal: 700)

At-Thusi berkata : “Semoga Allah melaknat wanita (Aisyah) jahat ini, terlaknat, perusak, thagut, pembangkang, kafir, khawarij, pembohong” (Kitab al-Iqtishad fima yata’allaq bil i’tiqad)

Berkata at-Thabrasi : “Pernah suatu hari Aisyah mendandani seorang budak perempuan miliknya, dan berkata : semoga saja pancingan kita mengail salah seorang pemuda quraish” (Kitabul Ihtijaj hal: 82)

Adapun ulama-ulama syiah zaman ini, mereka memiliki rekaman audio maupun visual yang bisa membuat bulu kuduk merinding yang beredar di berbagai link-link di internet. Hal ini membuat penaku tak mampu lagi bergerak untuk menuliskan semuanya. Intinya, semua berbicara masalah sexualitas kotor yang berupa fitnah keji yang dilontarkan kepada istri seorang paling suci yang pernah diciptakan oleh Allah, yaitu ibundamu Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam.

Dan sekarang kita akan menyimak komentar para ulama kaum muslimin terhadap para ulama rendahan kaum syiah yang sangat lancang menikam dan memperkosa kehormatan ummul mu’minin Aisyah radhiallahu ‘anha.

Imam an-Nawawi : “Kesucian Aisyah dari tuduhan keji dalam peristiwa haditsatul ifk (dakwaan zina dari orang-orang munafik) adalah sebuah harga mati, karena bebasnya ia dari tuduhan tersebut bersumber dari al-Qur’an. Barangsiapa yang memiliki keraguan sekecil apapun, sungguh ia telah kafir murtad berdasarkan konsensus(ijma’) kaum muslimin”.

Imam Malik :” Ketahuilah bahwasanya mereka adalah kaum yang menginginkan keburukan terhadap Rasulullah, akan tetapi tidak kesampean. Mereka pun beralih membuat fitnah keji terhadap para sahabat, agar supaya orang-orang mengatakan : Nabi adalah seorang yang buruk karena bergaul dengan sahabat yg buruk pula. Dan barang siapa yang berani mencaci dan mengumbar fitnah terhadap ummul mu’minin Aisyah radhiallahu ‘anha, sungguh ia telah menyelisihi al-Qur’an, dan barang siapa menyelisihi al-Qur’an, sungguh ia telah keluar dari islam”.

Ibnu Hazm al-Andalusi : “Perkataan Malik (tentang kafirnya orang yang menfitnah Aisyah) benar adanya, karena ia adalah sebuah kekufuran dan kedustaan terhadap Allah azza wajalla dalam perkara kesucian Aisyah dari fitnah”

Al-Hafidzh Ibnu Katsir : “Konsensus(ijma’) para ulama menyatakan bahwa barang siapa yang mencaci Aisyah setelah ini, dan menuduhnya dengan tuduhan keji sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an , sungguh ia telah kafir serta pongah dengan menentang al-Qur’an”

Imam Suyuthi : “Tuduhan keji kepada Aisyah adalah sebuah kekufuran, karena Allah subhanahu wata’ala menyebutkan kesucian dzat-Nya kemudian mengatakan : “Sungguh tuduhan ini adalah kedustaan yang sangat besar”

Ketika kita telah mengetahui keberadaan para bedebah pencaci bundamu dan dengan lancang menuduhnya sebagai wanita pezina, melaknatnya siang malam dalam berbagai kesempatan. Apakah engkau hanya diam berpangku tangan atas segala bentuk pelecehan ini ? Ataukah engkau akan maju rela mengorbankan jiwa demi membela kehormatannya ? Aku katakan kepada kalian dengan penuh izzah, bahwa aku telah mengumumkan perang dengan pena ditanganku ini kepada manusia-manusia bejat rendahan itu. Aku bersumpah demi Dzat yang telah menetapkan Aisyah untuk pendamping hidup rasul-Nya dan yang telah mensucikannya dari atas langit yang tujuh, sungguh kemuliaan Ibunda Aisyah diatas kemulian ibu kandungku sendiri. Oleh karena itu, dalam tulisanku ini aku lebih memilih untuk tidak terlalu panjang berbasa-basi menunjukkan taring permusuhan kepada mereka orang-orang tolol dan hina yang telah sangat lancang dengan mulut besarnya menfitnah mencaci maki istri Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam makhluk termulia dimuka bumi ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq: Wadah Baru untuk Pendidikan dan Dakwah Islam di Kawasan Bontobahari Bulukumba

BULUKUMBA, wahdah.or.id - Proses pembangunan Pondok Pesantren Abu Bakar...

Mitra Wahdah di Gaza: Terima Kasih Wahdah, Terima Kasih Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah dan Komite Solidaritas (KITA)...

Rakyat Gaza Kembali Diserang, Wahdah Islamiyah Respon Kondisi Terkini dengan Aksi Bela Palestina

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menjelang sepuluh hari terakhir Ramadan 1446...

Gagas Perubahan: Pemudi Wahdah Perkuat Kolaborasi Antar Komunitas di Ramadan Talk

MAKASSAR, wahdah.or.id - Sebanyak 70 pemuda perwakilan komunitas, remaja...