utsmani

Anggota Dewan Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Sidik menilai, sikap kebencian yang diusung Yahudi kepada umat Islam sudah berlangsung sejak dulu. Mereka pun berhasil meruntuhkan kekuasaan Sultan Utsmani di Turki.

Dalam diskusi yang bertajuk “Krisis Arab: Islam dan Barat”, Sidik yang pernah bekerja selama 17 tahun di Islamic Development Bank (IDB) ini menceritakan sejarah pembentukan negara Israel dan juga kelicikan  mereka hingga akhirnya mereka bisa merampas tanah Palestina. Semua itu, kata Sidik  berawal dari era Kesultanan Utsmani Turki, dimana Sultan terjerat dengan masalah utang yang cukup serius. Saat itulah, kata Siddik, Yahudi memainkan peranannya dengan mendatangi Sultan Abdul Hamid II dan menawarkan bantuan.

“Pada 1989, umat Yahudi berkumpul di Swiss untuk memutuskan rencana mendirikan negara dalam jangka waktu 50 tahun. Langkah pertama adalah mendatangi Sultan Utsmani, sebelumnya mereka sudah mendatangi Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang memang bertanggung jawab untuk membesarkan Yahudi ini,” ujar Sidik di kantor Partai Bulan Bintang, Rabu (10/10/2012).

Saat itu, lanjutnya, Sultan mengatakan tidak akan menerahkan tanah Palestina kepada Yahudi. “Langkahi dulu mayatku,” kata Siddik menirukan Sultan Abdul Hamid II.

“AS dan Inggris menawarkan tanah di Afrika Barat dan Timur, namun mereka tidak mau. Mereka hanya mau Palestina,”  lanjut Siddik yang juga pernah bekerja di lembaga PBB, UNICEF, selama enam tahun ini.

Pada saat mendatangi Sultan Utsmani, Sultan pun memperbolehkan para warga Yahudi itu untuk tinggal di wilayah manapun juga, di Istanbul. Namun Sultan tidak pernah mengizinkannya mengambil Palestina. Pada saat itu pula, Sultan memiliki banyak utang dan warga Yahudi menawarkan pembebasan utang bila Sultan memberikan mereka, tanah Palestina.

Tetapi setelah Khilafah Turki Utsmani diruntuhkan berdasarkan konspirasi mereka dan Inggris, tepat pada 1948, negara Israel pun lahir, estimasi 50 tahun yang sudah direncanakan warga Yahudi untuk membentuk negara terbukti. Akhirnya bangsa Palestina juga menjadi bangsa yang terusir dari wilayahnya sendiri.

Dalam perkembangannya kini, Sidik menilai kinerja Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam membahas isu-isu Islam kurang efektif. Hal itu disebabkan karena banyaknya perbedaan pandangan dan pemikiran antar negara anggota organisasi tersebut. Sampai saat ini, OKI pun belum bisa untuk memecahkan masalah yang dihadapi Palestina.

sumber : suaraislam.com

Artikulli paraprakSTIBA VS SYIAH
Artikulli tjetërMATAHARI TERBIT DARI BARAT DIBENARKAN ILMUWAN FISIKA DAN MASUK ISLAM

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini