3 KUBURAN DI SYAM

Date:

Sejak dulu, Syam adalah daerah yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan dunia. Orang-orang Makkah zaman pra-islam sudah melakukan perdagangan ke Syam di musim panas. Dan secara geopolitik, Syam adalah daerah perbatasan antara dua imperium raksasa. Bizantium dan Persia. Posisi tersebut menjadikan Syam sebagai daerah bertukar, bergesekan dan bersinggungannya berbagai budaya, bahasa, dan pemikiran. Semua itu tidak lain adalah untuk berebut pengaruh ekonomi-politik. Syam tidak lain kini adalah Suriah, Yordania, Libanon dan Palestina.

Tidak hanya perdagangan. Syam dari dulu juga telah menjadi daratan jihad. Saat itu, wilayah Syam merupakan pusat kekuasaan Romawi Timur, Bizantium. Setelah Nabi mengirim surat kepada Heraklius pada tahun 6 H, maka upaya pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menaklukkan wilayah itu dimulai pada tahun 10 H, saat Perang Mu’tah. Dalam peperangan ini, Khalid bin Walid muncul sebagai pahlawan, sekaligus membuktikan kebenaran sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah itu, sejarah kepahlawan Khalid pun ditorehkan dalam sejarah penaklukan Syam, saat Perang Yarmuk, penaklukan Damaskus, hingga Baitul Maqdis.

Jatuhnya Baitul Maqdis menandai berakhirnya kekuasaan imperium Romawi Timur, Bizantium. Inilah yang menorehkan dendam kepada umat Kristiani. Ketika mereka menyaksikan Negara Khilafah di bawah Bani ‘Abbasiyyah lemah, mereka pun melancarkan Perang Salib yang berlangsung selama 2 abad. Saat itu, umat Islam di Syam dan Mesir bertempur menghadapi mereka bukan sebagai umat. Meski begitu, mereka pun berhasil memenangkan perang itu. Setelah itu, wilayah ini pun disatukan kembali, ketika Shalahuddin al-Ayyubi memberikan bai’atnya kepada Khilafah ‘Abbasiyah. Setelah orang-orang Kristen Eropa itu dikalahkan tentara kaum Muslim dalam Perang Salib.

Hari ini, Suriah menjadi representasi kondisi Syam tersebut. Bagi Amerika Serikat, Suriah pernah menjadi rekan kongsi dagang untuk perusahaan Shell dan Pecten. Bagi Cina, pada masa lalu Suriah merupakan salah satu jalur Sutra yang menjadi pintu masuk utama perdagangan dari Cina ke Timur Tengah. Letak geografis Suriah juga menjadikan Suriah sebagai penghubung dunia bagian utara (Eropa, Rusia, dan Cina) dan dunia bagian selatan (Timur Tengah dan Afrika). Karena gejolak di Suriah yang tidak kunjung berhenti, pemerintah Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat menarik perwakilan diplomatiknya, sehingga hubungan bilateral antara Suriah dengan negara-negara tersebut terputus. Bagi negara-negara Timur Tengah, Suriah merupakan rekan Iran untuk menahan pengaruh dari barat, terutama dalam hal minyak. Suriah tidak lagi menjadi penyuplai minyak kepada Amerika Serikat dan negara barat lainnya. Suriah mulai mengincar Cina dan Korea Selatan sebagai kekuatan ekonomi baru sebagai pengganti kerjasama dengan barat.

Hal yang menarik dalam sejarah Syam adalah dinamika perjumpaan yang terjadi antara Umat islam Romawi, Pasukan Salib, dan Mongol. Perjumpaan itu dirangkum dalam tiga perang Besar. Perang Yarmuk, Perang Hittin dan Perang ‘Ain Jalut.

Perang Yarmuk

Perang Yarmuk melibatkan pasukan muslim melawan tentara Kerajaan Romawi Timur (Byzantine) yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab, 636 Masehi. Perang ini termasuk peristiwa penting dalam sejarah dunia, karena menyebabkan kembalinya wilayah Damaskus dan takluknya wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia ketangan islam, serta pesatnya perkembangan islam keluar jazirah arab.

Dalam perang kemenangan pasukan muslim yang berjumlah tak lebih dari 45.000 pasukan menang melawan pasukan romawi yang berjumlah sekitar 240.000 pasukan bersenjata lengkap. Perang ini disebut Perang Yarmuk karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai penyumbang aliran ke sungai Yordan. Pasukan Islam dibawah komando Khalid bin Walid tidak gentar sediikitpun menghadapi pasukan Romawi Timur dibawah Raja Heraklius. Padahal pada saat itu pasukan islam hanya berjumlah tidak lebih dari 45.000. Sedangkan pasukan Romawi berjumlah sekitar 240.000 tentara multinasional kekaisaran yang terdiri dari berbagai wilayah, diantara Armenia, Slavia, Kristen Arab Ghassanid dan pasukan romawi timur biasa.

Tentara Muslim yang berjumlah 45.000 orang itu, sesuai dengan strategi Khalid, dipecah menjadi 40 kontingen untuk memberi kesan seolah-olah mereka lebih besar daripada musuh. Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab Utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian, depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraclus sebagai ketua tentara Romawi telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan. Romawi juga menggunakan taktik dan strategi tetsudo (kura-kura). Jenis tentara Rom dikenal sebagai ‘legions’, yang satu bagiannya terdapat 3000-6000 laskar berjalan kaki dan 100-200 laskar berkuda. Ditambah dengan dan ‘tentara bergajah’.

Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi. Dan Syam pun manjadi tanah pekuburan pertama bagi Orang-orang Romawi.

Perang Hittin

Perang Salib, terjadi selama kurang lebih 200 tahun dimulai sejai Tahun 1096 sampai 1270 M. Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim di Yerusalem dan sekitarnya secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.

Perang Salib memakan waktu yang sangat lama. Dan salah satu perang yang menjadi kunci kemenangan kaum muslim adalah Perang Hittin. Perang yang terjadi pada hari sabtu, 14 Rabiul Akhir 583 H, dengan Sultan Shalahuddin al-Ayyubi sebagai panglimanya di daerah Danau Tiberias Palestina.

Ketika pasukan salib sampai di daratan antara Lubia dan HIttin, Shalahuddin langsung menyerang sehingga pasukan salib lari tunggang-langgang ke arah bukit Hittin. Pasukan Shalahuddin lalu mengepung bukit tersebut sampai akhirnya malam datang dan pertempuran pun dihentikan. Keesokan harinya, tanggal 4 Juli 1187 M, di tengah suhu yang panas menyengat dan kondisi kekurangan air minum, pertempuran Hittin akhirnya pecah. Pada saat itu, prajurit kavaleri pasukan salib dikepung oleh asap yang membumbung dari bawah bukit. Kedua pasukan itu pun bertempur di sebuah tempat yang berjarak sekitar dua mil dari Hittin. Setelah beberapa saat pertempuran berlangsung, barisan pertahanan pasukan sallib pun hancur. Ribuan akan panah yang dilepaskan pasukan Shalahuddin menghujani pasukan Salib tanpa ampun dan, dilanjutkan dengan tombak dan pedang. Korban pun berjatuhan dari pihak Salib. Di tengah kondisi itu, mendadak pasukan Shalahuddin melakukan manuver. Panglima pasukan kavaleri Raymond III, penguasa Tripoli, mendadak maju ke muka atas perintah Guy de Lusignan, raja al-Quds. Serangan mendadak itu pun langsung disambut oleh satuan pasukan muslim di bawah pimpinan Taqiyuddin Umar dengan sebuah manuver yang tidak kalah hebat. Ia bergerak memancing mereka masuk lebih jauh ke daerah pasukan Muslim. Tanpa menyadari apa yang terjadi, pasukan Raymond III langsung mengira bahwa mereka telah berhasil membuat celah diantara pasukan Shalahuddin dan terus bergerak maju. Secara tiba-tiba, pasukan Raymond III yang telah merasa di atas angin disambut oleh kepungan ribuan prajurit muslim. Pertempuran berlanjut hingga tujuh jam. Korban tewas dan luka-luka berjatuhan hingga ribuan orang. Dan akhirnya dimenangkan oleh pasukan Shalahuddin. Raja Guy de Lusignan berhasil ditawan. Sekitar 30 ribu tewas di pihak salib, dan 30 ribu lainnya menjadi tawanan.

Kemenangan ini sangat mengguncang musuh. Sebab, dari sini, satu demi satu kota di Palestina jatuh di tangan kaum muslimin. Dan puncaknya Shalahuddin berhasil membebaskan Baitul Maqdis, 27 Rajab 583 H/12 oktober 1187 M. Dan akhirnya, tanah Syam menjadi kuburan kedua bagi tentara Salib.

Perang ‘Ain Jalut

Ain Jalut terletak tidak jauh dari perkemahan Janin sekarang ini. Ia terletak di antara Kota Bisan dan Nablus. Ia terletak 65 kilometer dari Hittin yang terjadi pada tahun 583 H. Ia terletak 60 kilometer dari Yarmuk, medan peperangan Yarmuk, yang terjadi enam abad sebelumnya. Kedudukannya banyak mengembalikan memori pasukan Islam kepada kemenangan pasukan Islam sebelum itu.

Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mamluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa. Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.

Secara singkat jalannya pertempuran terjadi ketika kedua belah pihak berkemah di tanah suci Palestina pada bulan Juli 1260 dan akhirnya berhadapan di Ain Jalut pada tanggal 3 September dengan kekuatan yang hampir sama yaitu ± 20.000 tentara. Taktik yang dipakai oleh panglima Baibars adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam kearah lembah sempit sehingga terjebak baru kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut.

Akhirnya taktik ini menuai sukses besar. Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditawan dan akhirnya dieksekusi. Perlu dicatat bahwa pasukan berkuda Bani Mameluk secara meyakinkan berhasil mengalahkan pasukan berkuda Mongol yang belum pernah terkalahkan sebelumnya. Dan kembali, Ternyata daratan Syam menjadi tanah pekuburan ketiga bagi bangsa-bangsa lawan dari islam.

kuburan_syam

Dan hari ini, negeri Syam masih bergejolak. Rusia, Vietnam, Korea Utara, dan Iran yang mewakili geopolitik Timur dan Ideologi bersatu dalam satu misi, memerangi Mujahidin. Meski tujuan akhirnya berbeda-beda. Begitu pula Amerika dan Perancis yang tetap berusaha mempertahankan hegemoninya di Timur Tengah mewakili ideologi Barat-Kapitalis. Dan di dalamnya, umat islam semakin menunjukkan taringnya dalam menghadapi kedua musuh bebuyutan tersebut. Semua itu tidak lain untuk menjaga nubuwah Nabi Shallahu alaihi wasallam, Idza fasada ahlu as-Syaam, falaa khaira fiikum. “Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian.” (HR. Tirmizi no. 2351). Bukan tanpa sebab, kemenangan ahlu as-Syam telah lama di-kabarkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Pergilah ke Syam karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).

Sejak dulu, Syam telah menjadi daratan tempat disandarkannya nisan kuburan orang-orang Romawi, Mongol, dan Pasukan Salib. Dan kini, Syam kembali didatangi oleh (keturunan-keturunan) mereka. Debu-debu Syam telah menjadi saksi, betapa Kuburan-kuburan lawan Islam menghampar di atasnya. Darah-darah lawan islam telah dikucurkan, membuat tanah itu semakin berberkah, dari masa ke masa. Dan kini, peperangan itu masih membara, namun biarkan sejarah mengulang dirinya sendiri!. (wallohu a’lam bi as-shawab)

Oleh Syamsuar Hamka
(Mahasiswa Program Kaderisasi 1000 Ulama DDII-Baznas pada FPs Prodi Pend. Islam UIKA Bogor)

Sedikut tambah informasi, bahwa Mujahidin yang dimaksud adalah bukan ISISI namun para pejuang asli Suriah dan beberapa relawan dari luar… silahkan simak info dari Mas Fathi dari Misi Medis Suriah yg saat ini menjadi relawan medis di suriah -> Silhkan ke link berikut https://www.facebook.com/aburambo.attamimi/posts/1625352287730641

RUSIA MEMBAKAR SURIAHSemalam, Sebiji roket Sukhoi mengguncang wilayah Yamadhiyah dan Ubin. Keduanya persis dibawah…

Posted by Fathi Yazid Attamimi on Saturday, October 3, 2015

2 KOMENTAR

  1. assalamualaikum wrwb,sy ingin bertanya kpd ustadz Syamsuar H dan kpd segenap saudaraku warga wahdah islamiyah, siapa yg ustadz maksud “mujahidin” pada tulisan diatas?

    • Waalaikumussalam, ana mewakli ust syamsuar…
      yang di maksud mujahidin bukan ISIS namun para mujahidin yang berjuang melawan Syiah dan ISIS… seperti Mujahidin Suriah selain ISIS… ternyata mreka bergabung dengan orang syiah dan orang2 rusia… mreka mnytakan berperang melawan isis namun kenyataanya melawan para mujahidin…

      Berikut ini seorang relawan yg berada di Suriah menceritakan secara langsung keaadaan di sana di mana Nushairiah dan rusia melawan para mujahidin (bukan ISIS)
      FB Fathi Yazid Attamimi .
      https://www.facebook.com/aburambo.attamimi

      ini artikel mengenai itu https://www.facebook.com/aburambo.attamimi/posts/1625352287730641

      RUSIA MEMBAKAR SURIAH
      Semalam, Sebiji roket Sukhoi mengguncang wilayah Yamadhiyah dan Ubin. Keduanya persis dibawah hidung Jendarma, Tentara perbatasan Turki, Ga sampai 500 meter dari bangunan pos perbatasan
      Getaran dari ledakan roket mengguncang tembok markas MMS di wilayah sebelahnya, Bahkan laporan dari tim yang tidur di lantai 2, Jendela kamar seakan mau lepas saking kerasnya getaran !
      Getaran semalam juga menggetarkan hati masyarakat Suriah yang tinggal di perbatasan Suriah – Turki, Baik mereka yang berdiam di gedung maupun tenda perkemahan. Pasalnya 5 tahun terakhir ini seluruh wilayah perbatasan, Apalagi yang berada dalam radius 5 km dari parit perbatasan, Selalu steril dari serangan udara. Baru kali ini ada roket pesawat dengan leluasa nyelonong dan menghajar wilayah perbatasan !
      Sejak pagi sampai siang saya terus mencari kabar apa yang terjadi. Kenapa kali ini Turki melempem ? Kemana sistem rudal Patriot atau baterai anti serangan udara mereka ? Yang dulu dipuja-puji setengah mampus karena selalu menghalau serangan MiG rezim Suriah dengan alasan kemanusiaan ? Yang setia melindungi para pengungsi ? Yang pada mula revolusi alhamdulIllah sukses merontokkan pesawat rezim Suriah di wilayah Jabal Akrad ?!
      Lalu saya dengar selentingan kalau Turki, Atas kesepakatan dengan Amerika, Akan menarik atau menon aktifkan sistem anti serangan udara mereka yang menghadap Suriah, Karena Amerika dan negara-negara NATO lainnya tidak ingin terjadi konflik terbuka dengan Rusia !
      Kalau itu sampai terjadi, Masyarakat Suriah menghadapi pembantaian besar-besaran !
      Aksi-aksi militer yang terjadi di Suriah sejak tgl 30 September kemarin, Secara tidak resmi telah diambil alih Rusia, Karena koalisi Persia (Iran) – Syi’ah Lebanon – Syi’ah Nushairiah Suriah terbukti gagal mengatasi gencarnya serangan mujahidin
      Rusia sebagai salah satu dari 5 besar kekuatan militer dunia, Selain Amerika – Cina – Jerman – India, Punya pengalaman panjang dan hebat dalam invasi. Sejak jaman Tsar, Lalu perang dunia II, Kemudian invasi ke Afghanistan, Serta perang dingin melawan kekuatan Amerika. Maka pantas saja koalisi Syi’ah sedunia kini menumpukan harapan dan kepemimpinan pada Rusia demi menghadapi mujahidin
      Maka beberapa hari lalu, Masuklah Rusia secara resmi dan terbuka pada kancah jihad Suriah ! Sejak mula revolusi, Rusia telah mensupport rezim Suriah, Tapi baru kemarin terangan-terangan, Tanpa tedeng aling-aling, Ora isin karo wong liyo, Mengumumkan perang melawan ISIS !
      Benarkah demikian ?
      Rupanya fakta selama 2 hari pertama serangan malah menampakkan semua kedustaan Rusia yang memang kurang pandai dan tidak selicin Amerika perkara kibal-kibul
      Foto dibawah ini, Yang dicatat oleh Syria Observatory of Human Rights, Perwakilan lembaga HAM dunia di Suriah, Menyatakan dari sekira 40 an serangan Rusia kepada ISIS, Hanya 3 yang menghajar “wilayah kekuasaan ISIS” : 2 serangan di Raqqah, Dan 1 serangan di Homs (perhatikan daerah yang berwarna pink)
      Itupun setelah diperinci lagi, Serangan di Homs malah membunuh sekira 65 warga sipil dan melukai 200 lainnya. Lalu salah satu dari 2 serangan di Raqqah malah menghabisi barisan mujahidin yang sedang bertempur melawan ISIS
      Jadi totalnya hanya 1 dari sekira 40 serangan Rusia di Suriah yang menghajar ISIS !
      Maka teranglah kedustaan Rusia. Perang mereka bukan melawan ISIS, Tapi melawan seluruh barisan mujahidin !
      Rusia hendak menggunakan judul yang sama dengan Amerika ketika ikut campur di Suriah : Memerangi ISIS. Tapi Rusia jauh lebih brutal. Bahkan faksi FSA yang didukung Amerika melawan Asad pun mereka sikat ! Rusia ga peduli segala percaturan politik internasional. Pokoknya kalau nt lawan Asad, Berarti nt ISIS ! Sekalipun nt juga sedang berperang melawan ISIS
      Barisan mujahidin alhamdulIllah tidak gelisah. Seruan persatuan dalam satu kepimpinan kini muncul dimana-mana. Baik warga maupun unsur militer revolusi mulai bicara kesatuan dan persatuan. Saya bilang mereka terlambat, Sebab TVRI di Indonesia udah pake slogan itu sejak taun 80 an, Sejak jamannya TV bureng item putih
      Tapi baguslah ! Semoga TVRI berkenan meliput ke Suriah dan menyebarkan semangat “Menjalin persatuan dan kesaaatuuuaaannn…!”
      Demikian laporan singkat terkait kondisi terkini di Suriah. InsyaAllah kalau masih hidup saya akan terus melaporkan dan menulis catatan perjalanan selama kegiatan reportase dan kemanusiaan ini, Yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kepedulian pembaca pada tragedi Suriah, Sekaligus menggalang dana bagi kemanusiaan melalui rekening berikut
      Silakan membantu semampunya. Sedikit tapi rutin atau banyak tapi rutin insyaAllah jadi kebaikan bagi donatur, Karena harta kita dibersihkan dengan cara yang agung dan mulia demi menolong sesama muslim

      RUSIA MEMBAKAR SURIAHSemalam, Sebiji roket Sukhoi mengguncang wilayah Yamadhiyah dan Ubin. Keduanya persis dibawah…

      Posted by Fathi Yazid Attamimi on Saturday, October 3, 2015

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Ustadz Yusran Anshar Sebut Dakwah dan Tarbiyah Adalah Jihad yang Utama Sekarang

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Ustaz...

Hadiri Mukernas XVI Wahdah Islamiyah, Prof Waryono Dorong LAZ Lebih Optimal dalam Gerakan Zakat dan Wakaf

MAKASSAR, wahdah.or.id – Prof Waryono Abdul Ghafur, selaku Direktur...

Kepala BKSDN Kemendagri: Wahdah Islamiyah Wujud Representasi Civil Society, Jembatan Umat dan Pemerintah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri...

Dukung Kemerdekaan Palestina, Wahdah Sulsel dan WIZ Pasangkayu Donasi Milyaran Rupiah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Perang antara pejuang Palestina dan Israel...