Bagi seorang Muslim seluruh aktivitas kehidupan yang dilakukannya dapat dijadikan sarana ibadah dan meraih pahala. Diantara aktivitas manusiawi yang dapat mendatangkan pahala adalah tidur. Tentu saja bila tidur dilakukan dengan niat ibadah dan mengikuti tuntunan Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Salah satu petunjuk Rasul berkenaan dengan tidur adalah berdo’a dan berdzikir sebelum tidur. Diantara dzikir yang biasa dibaca oleh Nabi pada malam hari menjelang atau sebelum tidur adalah membaca ayat dan surah tertentu. Tulisan ini akan memaparkan beberapa do’a/dzikir tidur dari ayat Al-Qur’an yang biasa dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1-3. Membaca Surat Al-Ikhlas dan Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)
Do’a dan dzikir ini terdapat dalam Shahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ : جَمَعَ كَفَّيْهِ ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا ، فَقَرَأَ فِيهِمَا : قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ، وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ) النفث : نفخ لطيف بلا ريق . رواه البخاري
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dengan lembut lalu beliau membacakan pada kedua tangannya ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)
Membaca Ayat Kursi (Qs. Al-Baqarah:255)
Anjuran membaca ayat Kursi sebelum tidur berdasarkan riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan;
وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِي آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنْ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ : لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَذَكَرَ الْحَدِيثَ – فَقَالَ : إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ ، لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ ) .رواه البخاري(
“Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam menugaskanku untuk menjaga Zakat Ramadhan (Zakat Fitri). Kemudian ada yang datang dan mengambil makanan. Aku menangkapnya, lalu kukatakan padanya, “Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam”. Selanjutnya disebutkan lanjutan hadits …. Dibagian akhir disebutkan: “Jika engkau hendak tidur, maka bacalah ayat kursi. Karena jika dia senantiasa bersama engkau, maka Allah akan menjagamu, dan syetan tidak akan mendekatimu.” Maka Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Dia benar kepadamu, tapi dia adalah pendusta. Dia adalah setan.” (HR. Bukhari).
Membaca Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah (Qs. Al-Baqarah: 275-276)
Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ ) . رواه البخاري ومسلم
“Siapa membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, maka dua ayat ini mencukupinya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Membaca Surah Al-Kafirun
Sebagiamana dalam sebuah hadits yang mengisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan sahabat Naufal Al-Asyja’i radhiyllahu ‘anhu untuk membaca surat Al Kafirun sebelum tidur. Naufal mengakatakan, beliau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku sesuatu yang dapat aku baca saat beranjak ke tempat tidurku (saat akan tidur). Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadaku;
اقْرأ : ( قُلْ يا أيُّها الكافِرُونَ ) ثُمَّ نَمْ على خاتِمَتِها ، فإنَّها بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ ) رواه أبو داود والترمذي وأحمد وحسنه ابن حجر في “نتائج الأفكار” (3/61) وصححه الألباني في صحيح سنن الترمذي)
“Bacalah Qul Ya ayyuhal kafirun, kemudian tidurlah , karena ia merupakan engkau akan terlepas dari belitan kesyirikan”. (HR. Abu Daud, Tirimidzi dan Ahmad, hadits ini dihasankan oleh Ibn Hajar dalam Nataijul Afkar (3/61) dan Al-Bani menshahihkannya dalam Shahih Sunan Tirmidziy, No.3403).
7 & 8. Membaca Surah Al-Isra dan Az-Zumar
Berdasarkan hadits Ummul Mu’mini ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau mengatakan;
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ لا يَنَامُ حَتَّى يَقرَأَ بَنِي إِسرَائِيلَ وَالزُّمَر ) رواه الترمذي, وقال : حديث حسن . وحسّنه الحافظ ابن حجر في “نتائج الأفكار” (3/65(
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur hingga beliau membaca (Surat) Bani Israil dan Az-Zumar”. (HR. Tirmidzi, beliau berkata hadits ini hasan dan dihasankan pula oleh Ibn Hajar dalam Nataijul Afkar, 3/65)
9, & 10. Membaca Surah As-Sajdah dan Al-Mulk
Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu;
” أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الم تَنْزِيلُ ، وَتَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ ” ، رواه الترمذي وصححه الألباني في ” صحيح سنن الترمذي ”
“Bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur sebelum hingga beliau membaca Alif Lam Mim Tanzil (Surat As Sajadah) dan Tabarakalladziy biyadihil mulku (Surah Al-Mulk)”. (HR. Tirmidziy dan dishahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidziy).
Menurut Imam Tirmidziy bahwa hal itu merupakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum tidurnya. (Tuhfatul Ahwadziy, 8/191).
11-16. Membaca Al-Musabbihat
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ‘Irbadh Ibn Sariyah radhiyallahu ‘anhu;
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ الْمُسَبِّحَاتِ قَبْلَ أَنْ يَرْقُدَ ، وَقَالَ : ( إِنَّ فِيهِنَّ آيَةً أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ آيَةٍ) رواه الترمذي وقال حديث حسن)
“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu membaca Al-Musabbihat sebelum berbaring (tidur)”. Beliau berkata bahwa di dalam surah-surah Al-Musabbihat itu terdapat satu ayat yang lebih utama dari seribu ayat. (HR. Tirmidzi, beliau berkata hadits ini hasan dan dihasankan pula oleh Syekh Al-Albani).
Menurut Al-Mubarak Furi, yang dimaksud dengan al-Musabbihat adalah surat yang diawali dengan tasbih, baik dengan fi’il madhi (sabbaha, subhana), atau fi’il mudhari (yusabbihu), atau fi’il amr (sabbih). (Tuhfatul Ahwadziy, 7/339).
Dengan demikian yang dimaksud dengan Al-Musabbihat adalah; (1) Qs. Al-Isra, (2) Qs. Al-Hadid, (3) Qs. Al-Hasyr, (4) Qs. Ash-Shaf, (5) Qs. Al-Jumu’ah, (6) Qs. At-Tghabun, dan (7) Al-A’la.
Ayat dan surat tersebut bukan do’a dan dzikir tidur satu-satunya yang dibaca oleh Nabi. Sebab masih banyak do’a dan dzikir tidur dengan lafal dan redaksi lain yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkar (hlm.95), “Ketahuilah, hadits-hadits dan atsar mengenai bab (masalah) ini sangat banyak. Namun kami tidak mencantumkan sebagiannya karena khawatir menimbulkan kebosanan. Apa yang kami sebutkan sudah cukup bagi yang diberi taufiq oleh Allah untuk mengamalkannya. Dan yang lebih utama seseorang mau mengalkan semua do’a dan dzikir yang disebutkan dalam masalah ini. Jika tidak sanggup, maka cukup mengamalkan yang paling utama sesuai kemampuannya”. (sym)
Wallahu a’am
Bismillah
Salah satu adab sebelum tidur yaitu mengumpulkan kedua tlpak tangan kemudian ditiupkan. pertanyaannya, apakah ditiup dulu kemudian membaca surah Al-Ikhlash, Al-Falah dan Al-Naas. Atau membacaca suruh tersebut terlebih dahulu kemudian meniup telapak tangan?
syukron.
membacaca surah tersebut terlebih dahulu kemudian meniup telapak tangan